Pemain yang bersiap mengambil second ball
Saat melawan Thailand, Marinus dijaga hingga tiga pemain saat menerima umpan. Dengan ruang gerak yang sempit, kemungkinan untuk kehilangan bola akan membesar. Maka dari itu, dibutuhkan pemain yang selalu stand by di dekat Marinus untuk mengambil second ball.
Pola umpan silang atau cut-inside yang mentah di kaki lawan bisa diantisipasi dengan menugaskan Rezaldi Hehanussa, Evan Dimas, Hargianto, dan Gavin Kwan untuk merapat ke tengah dan halfspace, agar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memenangkan bola rebound.
Di laga kontra Thailand, kesuksesan timnas Indonesia U-22 meraih bola muntah sangat rendah. Situasi ini mencerminkan apa yang diutarakan Ryan Tank sebelumnya bahwa jarak vertikal antara lini serang dan lini gelandang terlalu besar, serta ruang horizontal yang tidak dapat dilindungi secara maksimal.
Skema mengatasi bola muntah seperti ini mirip dengan gegenpressing yang diterapkan Jürgen Klopp. Meski kelihatannya berat untuk dilakukan karena akan menguras energi, namun jika berhasil dilakukan akan menambah variasi serangan dan meningkatkan potensi untuk menguasai bola kembali.
Variasi serangan yang dimaksud di sini salah duanya adalah umpan silang dan tendangan jarak jauh. Jika bola mentah jatuh ke koridor halfspace, pemain yang berada di sana dapat kembali mengirim umpan silang ke kotak penalti. Keunggulan yang dimiliki pengumpan dari sektor ini adalah jarak yang lebih dekat ke gawang lawan, sehingga akurasi (seharusnya) akan lebih baik ketimbang dikirim dari sektor sayap.
Kemudian, jika bola muntah didapat oleh pemain di posisi nomor 10, ia juga memiliki banyak pilihan seperti menembak langsung dari luar kotak penalti, melakukan kombinasi satu-dua, atau memberikan umpan terobosan (lambung atau mendatar) langsung ke penyerang maupun sedikit menyamping ke area halfspace.