Nama lengkap kota ini adalah Nuestra Senora Santa Maria de la Asuncion. Namun lebih sering dikenal sebagai Ciudad de Asuncion atau hanya Asuncion saja. Ibu kota negara Paraguay ini konon didedikasikan oleh para pendiri negara untuk Santa Perawan Maria yang merupakan ibunda dari Yesus Kristus.
Tepat pada 16 Agustus 1981, di kota tersebut lahir seorang bayi yang di kemudian hari akan menjadi pesepak bola terbaik yang pernah dimiliki Paraguay, Roque Santa Cruz.
Kemampun Santa Cruz sudah tersohor sejak usia belia. Ia mendapatkan pertandingan profesional perdananya bersama tim tersukses Paraguay, Olimpia, jelang ulang tahunnya ke-16. Ia tidak canggung meskipun harus berlaga dengan para pemain yang lebih senior. Ia bermain di sana selama tiga musim dan berhasil membawa Olimpia menjadi juara Liga Paraguay tiga musim beruntun.
Setelah bermain di Piala Dunia usia muda pada tahun 1999, bakat Santa Cruz akhirnya tercium tim-tim besar Eropa. Namun Bayern München-lah yang kemudian berhasil mendaratkan Santa Cruz. Jelang musim 1999/2000, di usianya yang ke-18, Santa Cruz memulai petualangannya di Eropa.
Musim perdana Santa Cruz dijalani dengan sangat baik. Ia bermain 48 kali dan berhasil menyarangkan sembilan gol. Ia menjadi tandem yang sepadan bagi Giovanni Elber. Permainan keduanya begitu seirama dan berbahaya. Di pengujung musim, Santa Cruz membawa Bayern meraih seluruh trofi domestik yang dipertandingkan ditambah pula keberhasilan menjadi semifinalis Liga Champions musim tersebut.
Namun segala sesuatunya menjadi agak sulit bagi Santa Cruz di musim-musim selanjutnya. Kenyataan bahwa ia bukan tipe penyerang tunggal agak sedikit mempersulit posisinya. Santa Cruz akan bermain sangat bagus ketika ada tandem di lini depan. Ia bukan tipe target man murni meskipun harus diakui, ia sangat berbahaya ketika sudah berada di jantung pertahanan lawan.
Kedatangan Claudio Pizzaro pada musim 2001/2002 adalah awal di mana menit bermain Santa Cruz menjadi semakin berkurang. Semakin sulit lagi ketika Roy Makaay datang pada tahun 2004. Ia awalnya merupakan pelapis pertama, kemudian menjadi pelapis kedua di posisi penyerang. Kepergian Giovanni Elber di tahun yang sama pun pada awalnya membuat Santa Cruz berpikir untuk pergi. Namun ia kemudian bertahan hingga tahun 2007, Santa Cruz dilego ke Blackburn Rovers.
Setelah berhasil mencetak 19 gol di musim perdananya bersama Blackburn, musim kedua Santa Cruz di Inggris tidak begitu bagus. Cedera yang dialami membuat banyak penurunan performa bagi penyerang tampan ini. Ia hanya menyarangkan empat gol di musim keduanya. Namun hal tersebut ternyata tidak menghilangkan ketertarikan Manchester City yang kemudian mendaratkannya pada tahun 2009.
Setelah itu kariernya terus meredup dan setelah sempat bermain untuk Malaga, Santa Cruz kemudian mendarat di Liga Meksiko pada tahun 2016 lalu. Setelah lama bertualang, tepat pada usianya yang ke-34, pada tahun 2016, Santa Cruz kembali ke Olimpia. Kembali ke tempat yang sama di mana segala sesuatunya dimulai, juga kembali ke Asuncion yang menjadi rumahnya.
Setiap tanggal 16 Agustus, semua orang di Paraguay sana merayakan hari lahir pahlawan mereka, yang membawa negara tersebut bisa melesat dikenal oleh negara-negara di belahan dunia lain.
Feliz cumpleaños, Roque Santa Cruz!
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia