Belajar dari kemajuan sepak bola Thailand
Sepak bola Thailand mulai mendapat perhatian saat lolos ke babak kualifikasi akhir zona Asia Piala Dunia 2002. Waktu itu, mereka dilatih mantan pemain Aston Villa, Peter Withe. Namun, setelah itu sepak bola Thailand sempat mengalami kemunduran prestasi karena satu dan lain hal.
Kehadiran mantan pemain legendaris, Kiatisuk Senamuang, membuat harapan kemajuan sepak bola negeri Gajah Putih ini bangkit lagi. Pemain yang dijuluki Zico ini berhasil membawa timnas Thailand U-23 menjuarai SEA Games 2013 di Myanmar dan menduduki posisi empat besar ASIAN Games setahun kemudian dan Piala AFF 2014.
Pengelolaan liga secara profesional juga diterapkan. Sekalipun sempat mengalami masalah karena Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FAT), Worawi Makudi, dipenjara akibat pemalsuan aset pada 2013, tetapi klub-klub tetap disiplin dalam mengelola aset mereka dan terus membangun pencitraan yang menarik.
Selain itu, giatnya mereka membangun branding yang berkiblat pada sepak bola Eropa diikuti pula oleh prestasi klub Thailand di ajang Liga Champions Asia. Muangthong United berhasil melaju ke babak 16 besar Liga Champions Asia tahun ini. Sekalipun kalah dari wakil Jepang Kawasaki Frontale, setidaknya ada kebanggaan bahwa wakil ASEAN bisa berbicara di kompetisi antarklub bergengsi Asia ini.