Ada yang ingat Jesper Gronkjaer? Mantan pemain tim nasional Denmark ini sulit dilupakan oleh para pendukung Chelsea. Ia adalah pencetak gol pemicu perubahan nasib The Blues menjadi salah satu klub terkaya di dunia.
Cerita yang melibatkan nama Gronkjaer terjadi di pertandingan terakhir Liga Primer Inggris musim 2002/2003 yang berlangsung di Stadion Stamford Bridge. Tensi pertandingan itu tak ubahnya babak knock-out perebutan satu tempat di Liga Champions 2003/2004 antara Chelsea dan Liverpool.
Tembakan melengkung Gronkjaer dari tepi area penalti menentukan keunggulan Chelsea 2-1 atas lawannya tersebut. Gol itu sampai sekarang dikenang oleh para suporter The Blues sebagai gol bermuatan 1 miliar paun. Berkat gol tersebut, Chelsea mengungguli Liverpool dan berhak tampil di Liga Champions karena sukses menduduki peringkat empat klasemen akhir musim 2002/2003. Status sebagai klub peserta Liga Champions sudah cukup untuk memikat taipan minyak Rusia, Roman Abramovich, untuk mengakuisisi klub London tersebut seharga 140 juta paun
Ditambah jumlah pengeluaran yang dihabiskannya bertahun-tahun kala merestrukturisasi Chelsea, taipan Rusia itu dipastikan telah menghabiskan lebih dari satu miliar paun. Andai Liverpool yang menang pada pertandingan yang berlangsung di musim semi tahun 2003 itu, mungkin kenyataan akan berbeda. Abramovich mungkin saja berinvestasi di klub lain dan Chelsea yang pada saat itu mengalami kesulitan keuangan bisa saja bangkrut seperti Leeds United atau Portsmouth.
Maka, nama si pencetak gol berharga satu miliar paun itu selalu melekat di hati para pendukung Chelsea. Gronkjaer adalah sosok yang memastikan bendera biru melayang tinggi pada akhir musim 2002/2003. Kontribusi mantan pemain Ajax ini memang sedikit demi sedikit meredup seiring kedatangan bintang-bintang dunia sebagai pertanda dimulainya revolusi Abramovich.
Namun, Gronkjaer tetap bertahan hingga akhir musim 2003/2004. Pengisi posisi penyerang sayap kiri ini sempat menikmati hasil gol bersejarahnya di Liga Champions bersama para bintang dunia seperti Juan Sebastian Veron dan Hernan Crespo.
Gronkjaer sempat terlibat di skuat Chelsea yang sukses menembus semifinal Liga Champions 2003/2003. Setelah langkah The Blues terhenti oleh AS Monaco, pelatih Claudio Ranieri pun lengser dan digantikan Jose Mourinho. Di saat itulah pemain Denmark ini memutuskan untuk pindah ke Birmingham City.
Sejak pindah dari Chelsea dengan nilai transfer 2,2 juta paun, karier pria kelahiran 12 Agustus 1977 ini tak pernah sama lagi. Ia hanya bertahan semusim di klub tersebut sebelum hijrah ke Spanyol untuk bergabung dengan Atletico Madrid. Di Spanyol, karier pemain nasional Denmark ini goncang seiring ketidakmampuannya beradaptasi dengan kehidupan di sana.
Akhirnya, Gronjaer menerima tawaran Stuttgart pada musim panas 2005. Di klub Jerman tersebut, ia bergabung dengan pemain Denmark lain, Jon Dahl Tomasson. Lagi-lagi, ia menjalani masa-masa tak berbahagia di Jerman seiring konfliknya dengan pelatih Italia, Giovanni Trappattoni. Ia pun kembali ke Denmark pada musim panas 2006 untuk bergabung dengan FC Copenhagen.
Di klub inilah Gronkjaer menahbiskan dirinya sebagai legenda. Ia berkontribusi terhadap kelolosan Copenhagen untuk pertama kalinya ke Liga Champions Eropa. Selama lima tahun kariernya di klub tersebut, ia menikmati empat kali juara Superliga Denmark dan terpilih sebagai pemain terbaik Superliga tahun 2007.
Akhir karier pemain yang lahir di Greenland ini cukup puitis. Ia sukses mengantarkan Copenhagen melaju ke babak 16 besar Liga Champions. Ini adalah catatan terbaik Copenhagen di kompetisi antarklub Eropa. Namun, perjalanan klub Denmark itu mesti terhenti ketika mereka disingkirkan Chelsea, klub yang berubah nasib berkat gol yang dicetaknya di tahun 2003 lalu.
Pria berambut pirang ini resmi pensiun dari lapangan hijau pada tahun 2011 pada usia 34 tahun. Ia juga meninggalkan catatan manis di tim nasional Denmark, tampil di masing-masing dua edisi Piala Eropa dan Piala Dunia. Pada tahun 2016 lalu, ia sempat dikabarkan kembali ke lapangan hijau untuk memperkuat klub amatir, FC Græsrødderne. Namun, bisa dipastikan itu hanya untuk mengisi waktu luangnya saja.
Bagi para suporter Chelsea, Gronkjaer adalah cult hero yang mencetak gol bersejarah yang mengubah nasib klub mereka. Bagi publik Denmark, khususnya Copenhagen, ia adalah legenda sejati yang setara dengan Peter Schmeichel, Michael Laudrup dan Henrik Larsen.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.