Nada sumbang terdengar nyaring saat Persija Jakarta memperkenalkan Gede Widiade sebagai direktur utama klub, pertengahan Maret 2017 lalu. Tak hanya rekam jejaknya yang sempat menjabat sebagai CEO Bhayangkara Surabaya United, tapi juga latar belakangnya yang lebih banyak berkutat pada bisnis. Bagi suporter, terlalu banyak sisi komersial dalam klub tentu bukan sebuah hal yang diinginkan.
Perlahan, Persija yang terpuruk pada Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 mulai berbenah. Pertama dan yang sudah lama dicanangkan, markas latihan dikembalikan ke ibu kota. Lapangan Sutasoma dan mes yang ada di kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dijadikan kawah candradimuka skuat Macan Kemayoran. Namun, itu baru awal. Persija saat ini terus membangun tiga lapangan latihan yang akan dikelola sendiri oleh pihak klub.
“Lapangan sekarang yang gravel bikin drainase. Ada tiga lapangan, yang satu punya instansi x, dua lainnya tinggal bulan ini,” bilang Gede seperti dilansir JawaPos. Kabar baik ini menyusul keberhasilan membawa kembali Persija berlaga di dekat ibu kota, yakni kandangnya saat ini, Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi.
“Saya ingin kelola jangka panjang. Saya mau buat akademi di sini, nanti di tengah kota,” sambungnya. Selain akademi, hal dalam klub yang tengah dibenahi adalah kompetisi internal. Gede menyatakan bakal mengubah format kompetisi menjadi kandang dan tandang dengan match winner fee pada setiap laganya. Rencana ini juga bersinergi dengan tujuan sang direktur utama klub yang ingin setiap klub internal punya lapangan sendiri.
Di dalam skuat, Persija kini amat memanfaatkan bursa transfer dengan baik. Kombinasi pemain senior dan junior di tim asuhan Stefano Teco Cugurra mulai membuahkan hasil dengan bertenggernya Macan Kemayoran pada peringkat keenam Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 dan hanya berselisih tujuh poin dari peringkat pertama, Madura United. Bahkan kini Persija mendapat suntikan tenaga lewat kepindahan top skorer PSM Makassar, Reinaldo Elias da Costa, menyusul dua lainnya, Michael Orah dan Fitra Ridwan. Soal gaji yang dahulu jadi kendala kronis, kini sudah tak ada isu lagi.
Sementara satu yang menarik adalah pembenahan pada sektor non-teknis seperti pelayanan untuk suporter. Pelayanan yang dimaksud berupa kemudahan membeli tiket di kandang, hingga mudahnya mencari informasi tentang klub, serta memodernisasi media sosial milik Persija.
Saat ini platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram sangat diberdayakan Macan Kemayoran. Bahkan sudah mulai ke tahap di atas rata-rata klub peserta Liga 1. Selain livetweet, Persija belakangan memperlakukan kedatangan pemain baru dengan spesial. Pengumuman perekrutan Orah, Fitra, dan Reinaldo tergolong unik. Reinaldo misalnya, dibuatkan semacam teaser terlebih dahulu sebelum diperkenalkan secara langsung.
#88 #🔴 pic.twitter.com/p0knqOHeWe
— Persija Jakarta (@Persija_Jkt) August 8, 2017
Selanjutnya adalah sinergi dengan The Jakmania, dan kelompok suporter lainnya, bahkan yang dahulu sempat berseteru. Secara langsung lewat akun media sosial, Persija turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian salah satu suporter Persib Bandung, Ricko Andrean, yang jadi korban kerusuhan. Gesture yang dilakukan Macan Kemayoran disambut baik oleh para pencinta sepak bola di Tanah Air dan mendapat sanjungan tinggi, sebagai bentuk nyata upaya perdamaian antarsuporter.
Teranyar, Persija dikabarkan bakal meluncurkan toko resmi dan kanal televisi sendiri. Hal ini menunjukkan keseriusan manajemen klub tak hanya untuk mengembalikan kejayaan, tapi juga semakin baik dalam tata kelola demi terciptanya industri sepak bola Indonesia. Pelan namun pasti, sang Macan mulai bersiap kembali mengaum.
Author: Perdana Nugroho @harnugroho