Akhir-akhir ini, nama Teerasil Dangda sering dibicarakan suporter berbagai klub di Indonesia. Kapten sekaligus juru gedor andalan tim nasional Thailand ini nampaknya membuat penasaran para pencinta bola di Indonesia dengan ketajamannya, apalagi ia mengantongi pengalaman bermain di beberapa liga di Eropa.
Teerasil memang salah satu dari sedikit pemain asal Asia Tenggara yang beruntung pernah menyicipi ketatnya kompetisi Eropa. Pria kelahiran Bangkok, 6 Juni 1988 ini, juga menjadi pemain Asia kedua yang pernah merumput di Spanyol, setelah Paulino Alcantara yang berasal dari Filipina. Meski tak bisa dibilang sukses di Eropa, pengalaman Teerasil menimba ilmu di tiga negara Benua Biru sedikit banyak telah meningkatkan kualias bermainnya
Berkat koneksi mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Sinawatra, Teerasil pernah nyaris direkrut klub yang kini sudah menjadi raksasa di Liga Inggris, Manchester City. Sayang, gagal memperoleh izin kerja membuatnya harus puas hanya berlatih dengan tim utama City, sebelum akhirnya ia berlabuh di Liga Swiss untuk memperkuat tim cadangan Grasshopper. Semua itu dialaminya pada kurun waktu tahun 2007 hingga 2008.
Setelah kembali ke Liga Thailand dan bergabung bersama Muangthong United, Teerasil kembali mencuri perhatian klub-klub di Eropa setelah membawa Muangthong menjuarai liga domestik sebanyak tiga kali. Pada awal tahun 2013, Atletico Madrid mengundangnya untuk menjalani masa trial bersama tim utama, meski kesepakatan yang ditunggu tidak kunjung datang.
Namun, Teerasil seolah tak berhenti memikat perhatian klub-klub La Liga. Sewaktu Barcelona datang ke Bangkok untuk melakoni tur musim panas mereka pada tahun 2013, ia tampil memikat dengan mencetak satu gol. Mungkin inilah yang memancing Almeria, yang merebut kesempatan untuk menggunakan jasanya sejak awal musim 2014/2015, dengan status pinjaman selama satu musim.
Teerasil pun menjadi pemain Thailand pertama sepanjang sejarah yang pernah bermain di La Liga. Meski demikian, catatan bermainnya di kompetisi utama Spanyol tersebut tidaklah membanggakan. Ia hanya bermain enam kali sebagai pemain pengganti dengan total 132 menit.
Namun, walau begitu, Teerasil juga punya sejarah manis di Negeri Matador tersebut. Pada 5 Desember 2014, ia memperoleh kesempatan langka, yaitu terpilih masuk ke dalam susunan sebelas pemain inti Almeria menghadapi Real Betis di ajang Copa del Rey. Kesempatan ini tak disia-siakan pemain berpostur 181 sentimeter tersebut. Ia mencetak gol kedua Almeria ke gawang Betis, untuk melengkapi kemenangan 4-3 Los Rojiblancos.
Proses terjadinya gol tersebut juga cukup berkelas. Menerima umpan terobosan, ia berlari lincah mendahului para palang pintu lawan yang mengira dirinya terjebak offside. Dengan sebuah sontekan tajam, bola pun bersarang di sudut kanan gawang Betis. Teerasil pun mencetak sejarah sebagai pemain Thailand pertama yang pernah mencetak gol di sepak bola Spanyol.
Memori itu memang satu dari sedikit yang bisa dibanggakan Teerasil di Spanyol. Di awal tahun 2015, Teerasil harus kembali ke klub asalnya, di liga Thailand, Muangthong United. Ia menyudahi masa peminjamannya di Almeria demi kembali menghibur publik Thailand dengan gol-gol indahnya. Ia akhirnya bertahan di Muagthong sampai saat ini, dengan torehan fantastis, 172 gol dari 367 pertandingan sejak tahun 2015.
Mungkin seperti halnya Kurniawan Dwi Julianto dan Bambang Pamungkas yang pernah berguru di Eropa, pengalaman Teerasil menjadikannya pemain yang lebih baik. Meski pahit, pengalaman memang selalu menjadi guru yang terbaik. Itu telah dibuktikan oleh idola publik Thailand ini dan sampai sekarang, ia masih menjadi hantu bagi lini belakang timnas kita.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.