Turun Minum Serba-Serbi

Mereka yang Tak Terbeli dengan Uang Transfer Neymar

Bek

Gary Neville

Kakak Phil Neville ini adalah salah satu bek kanan terbaik yang pernah dimiliki Inggris. Sejak dipromosikan ke tim utama pada 1992, Gary Neville setia membela panji The Red Devils hingga akhir kariernya. Ia dikenal dengan kemampuan bertahannya yang apik, tidak mudah panik dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Pemilik 85 caps di timnas Inggris ini telah bermain lebih dari 400 pertandingan bersama Manchester United dan meraih banyak gelar, di antaranya delapan trofi Liga Primer Inggris dan dua piala Liga Champions. Kini, kalian bisa menjumpai sosok Gary Neville ketika dirinya bertugas sebagai komentator pertandingan.

Alessandro Costacurta

Hanya satu musim Costacurta meninggalkan Milan, itupun dengan status pinjaman saat ia “disekolahkan” ke Monza pada musim 1986/1987. Setelahnya, pemain yang akrab disapa Billy ini menjadi tulang punggung lini belakang I Rossoneri selama dua dekade, sejak 1987 hingga 2007.

Costacurta merupakan bagian dari kuartet tembok Italia yang pernah dimiliki Milan. Bersama Paolo Maldini, Franco Baresi dan Mauro Tassotti, mereka merajai Serie A dan Eropa di akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Costacurta pensiun di usia 41 tahun dan menjadi pencetak gol tertua di Serie A setelah membobol gawang Udinese lewat sepakan penalti di pertandingan yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Milan.

Tony Adams

Arsenal mungkin tak dapat lagi menemukan kapten yang sangat loyal seperti Tony Adams. Sejak 1983 sampai 2002, bek lulusan akademi Arsenal ini setia berseragam merah ala Meriam London dan bermain di 500 pertandingan lebih. Bersama Lee Dixon, Nigel Winterburn dan Steve Bould, Adams menjadi jaminan ketangguhan lini belakang The Gunners.

Meski sempat menjadi pecandu alkohol, sosok Tony Adams tetap layak dijunjung sebagai panutan para pemain Arsenal yang akhir-akhir ini sering tidak sabar menanti trofi juara dan mudah tergiur dengan gaji selangit yang ditawarkan kota sebelah.

Carles Puyol

Dari Barcelona C, Carles Puyol bergonta-ganti posisi untuk meniti kariernya menjadi legenda Blaugrana. Pemain berambut keriting ini awalnya berposisi sebagai kiper di tim junior Barcelona, tapi karena cedera bahu, ia diubah menjadi penyerang. Di Barcelona B, Puyol kemudian diubah lagi posisinya ke gelandang bertahan dan bek kanan, sebelum mengukuhkan posisi bek tengah sebagai habitat aslinya.

Ada kisah unik tentang masa muda Puyol. Ia sempat akan dijual ke Málaga pada 1998, tapi karena sobat karibnya, Xavi Hernandez, dipromosikan ke tim utama Barcelona, ia akhirnya memutuskan untuk bertahan. Sejak itulah Puyol menjadi andalan di lini belakang Barcelona dan menjabat sebagai kapten tim sejak tahun 2004 hingga akhir kariernya di 2014.

Paolo Maldini

Tiga posisi telah dirasakan Madini dari bek kanan, bek kiri, hingga menjadi bek tengah, namun pemain yang bermata biru ini tetap setia di satu klub sepanjang kariernya. Paolo Maldini sukses mengulang masa kejayaan ayahnya, Cesare Maldini, di AC Milan dan timnas Italia.

647 partai ia lakoni di Serie A bersama Il Diavolo Rosso yang menjadikannya sebagai penampil terbanyak di kasta tertinggi sepak bola Italia itu dan menjadi salah satu dari 18 pesepak bola yang telah bermain lebih dari 1.000 pertandingan sepanjang kariernya. Sangat sulit menemukan pemain seperti Maldini di zaman sekarang.