Sudah merasa bosan dengan saga transfer Neymar ke Paris Saint-Germain (PSG)? Jangan dulu! Karena dalam beberapa hari ke depan, kamu tak hanya akan menjadi saksi sejarah baru di bursa transfer sepak bola modern, tapi juga akan memberimu cerita yang luar biasa untuk anak dan cucu kita kelak bahwa dulu, kita hidup di zaman ketika seorang pemain sepak bola dibeli dengan harga hampir 200 juta paun!
Berbanggalah, kawan-kawan!
Walau sempat skeptis di awal tentang saga Neymar, saya harus mengakui bahwa keputusan PSG untuk menebus kontrak Neymar di Barcelona adalah sesuatu yang tak hanya menggemparkan, tapi juga memberi satu sudut pandang menarik tentang klub kaya raya asal ibu kota Prancis tersebut.
Penasaran sudut pandang apa yang dimaksud? Mari kita telisik bersama-sama.
Jangan main-main dengan PSG
Subuh kemarin, sewaktu membaca berita daring, ada beberapa cerita menarik yang diunggah oleh Sport Witness, tentang beberapa fakta menarik dari tiga tahun lalu tentang peringatan yang sempat diberikan Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, ketika Manchester City berupaya menggoda Blaise Matuidi untuk bergabung ke Etihad.
In 2014, PSG reacted to Man City interest in Matuidi with threats. Interesting given Barca's Verratti chase. pic.twitter.com/v6A5bozNPK
— Sport Witness (@Sport_Witness) August 2, 2017
PSG's Nasser Al-Khelaifi: "We respect all clubs, but if a club contact one of our players, they'll have to accept the consequences." [2014] pic.twitter.com/L5pHpPEd5e
— Sport Witness (@Sport_Witness) August 2, 2017
Dari dua cuitan ini, kamu akan punya sudut pandang bahwa cara PSG ‘membalas’ upaya klub lain saat menggoda pemainnya yang terikat kontrak adalah sesuatu yang, harus saya akui, sangat mengesankan. Bila AS Monaco kabarnya sempat melaporkan dua tim yang berupaya mendekati Kylian Mbappe dengan cara ilegal ke UEFA, cara yang dilakukan PSG jauh lebih elegan dan tepat guna. Tanpa basa-basi dan tanpa banyak bicara.
Presiden Nasser, bos PSG, sudah mengingatkan bahwa pihak Les Parisiens selalu menghormati semua tim di dunia, juga beberapa pemain yang terikat kontrak dengan klub lain. Tapi selain itu, pria Qatar tersebut juga menegaskan bahwa bila ada klub lain berupaya menggoda pemain yang terikat kontrak dengan PSG melalui cara yang kurang menyenangkan bagi pihak Paris, seperti ditegaskan oleh Nasser, pihaknya akan mengambil langkah untuk melakukan semacam gerakan balasan.
Bila kasus Matuidi terjadi pada 2014, PSG pada dua tahun lalu, sempat mengeluarkan opini di media bahwa mereka punya cukup banyak dana untuk sekadar menebus buy-out clause Lionel Messi di Barcelona yang menurut kabar, berada di angka 250 juta euro. Pernyataan itu sebenarnya adalah warning nyata bagi beberapa tim Eropa lain agar tidak macam-macam dengan pemain yang terikat kontrak bersama eks tim Pedro Pauleta ini.
Selain memiliki dana tak terbatas dari Timur Tengah, PSG juga punya segalanya untuk menjadi daya tarik pemain dunia. Selain terletak di Paris, kota yang menjadi salah satu kiblat mode dunia, PSG juga memiliki pesona yang diidamkan banyak pemain: sebuah ambisi. Sejak diakuisisi Nasser dan konsorsiumnya, klub ini memang tengah berambisi menjadi hegemon di sepak bola dunia dan Eropa.