Jika Anda berlangganan televisi kabel, wajah Gaizka Mendieta pasti sering terlihat di layar televisi Anda. Mantan gelandang Valencia dan tim nasional Spanyol ini memang sedang meniti karier sebagai komentator di salah satu stasiun olahraga terkenal di Inggris.
Mendieta merupakan salah expert yang paling sering mendapatkan tawaran mengomentari jalannya pertandingan Liga Spanyol atau kompetisi antarklub Eropa yang melibatkan klub-klub peserta dari Spanyol. Pria kelahiran 27 Maret 1974 ini memang menguasai dua hal penting yang membuat jasanya cukup terpakai, yaitu kemampuan berbahasa Inggris aktif dan pengalaman bertahun-tahun mengarungi sepak bola profesional.
Jauh sebelum terjun menjadi komentator, nama Mendieta meroket ketika dua kali menembus final Liga Champions bersama Valencia, yaitu pada musim 1999/2000 dan 2000/2001. Meskipun Los Che takluk dari Real Madrid dan Bayern München, Mendieta langsung menjadi komoditi panas berkat kepiawaiannya mengomandani klub yang sebelumnya tak diunggulkan ini.
Pria yang menutup karier internasionalnya bersama tim nasional Spanyol setelah Piala Dunia 2002 ini kemudian bergabung dengan Lazio di awal abad ke-21. Sayang, di Liga Italia, Mendieta gagal mengulangi performa gemilangnya di Valencia. Setelah semusim yang buruk bersama Lazio, pemain kelahiran Bilbao ini memutuskan untuk bergabung dengan status pinjaman bersama Barcelona.
Performa Mendieta di Barca pada musim 2002/2003 sebenarnya terbilang lumayan. Ia menjadi pemain inti dengan torehan empat gol, tapi klub Catalunya ini mengalami musim yang buruk dengan finis di posisi enam. Mendieta yang enggan kembali ke Lazio kemudian menerima tawaran peminjaman keduanya. Kali ini, tawaran tersebut datang dari klub kecil Inggris, Middlesbrough.
Bermain di Middlesbrough tentu saja merupakan suatu kemunduran bagi peraih penghargaan Gelandang Terbaik Eropa versi UEFA pada tahun 2000 dan 2001 ini. Namun, siapa yang menyangka bahwa karier bermain Mendieta yang ditutup di Middlesbrough ternyata menjadi jembatan bagi kariernya setelah gantung sepatu.
Mendieta menjadi inspirator gelar pertama The Boro sepanjang sejarah mereka berdiri, yaitu menjadi juara Piala Liga Inggris 2004. Ia lalu bertahan selama lima tahun di Middlesbrough, kota di bagian timur laut negeri Ratu Elizabeth tersebut. Mendieta tak menyia-nyiakan hidupnya selama tinggal di Inggris. Berbeda dengan kebanyakan pemain Spanyol yang malas belajar bahasa Inggris, pria berambut pirang ini justru rajin mempermantap kemampuan berbahasa Inggrisnya.
Bukan hanya itu, Mendieta juga memutuskan untuk pindah permanen ke Inggris setelah pensiun, tepatnya di Yarm, sebuah kota kecil di dekat Middlesbrough. Ini membuka banyak peluang bagi dirinya, antara lain menjadi komentator bola di stasiun-stasiun televisi di Inggris untuk program sepak bola Spanyol. Sejak awal dekade 2010-an, ia bekerja tetap untuk salah satu stasiun olahraga terbesar di Inggris, Sky Sports.
Bagusnya, Mendieta juga memiliki segudang aktivitas lain di luar sepak bola. Ia nyaris menjadi seorang atlet lari jarak menengah dan memiliki ketertarikan di bidang musik. Ia telah lama dikenal sebagai seorang DJ dan pernah tampil di salah satu festival musik terbesar Spanyol, Benicassim Festival.
Gaizka Mendieta mungkin salah satu mantan pemain yang sukses dengan karier barunya di luar lapangan hijau. Mungkin ada pemain lain yang ingin mengikuti jejaknya?
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.