Eropa Italia

Daniele Rugani, Alasan Kepergian Leonardo Bonucci Tak Perlu Diratapi

Bursa transfer musim panas ini menghadirkan kejutan terbesar saat bek andalan Juventus, Leonardo Bonucci, memutuskan pindah ke klub rival, AC Milan. Setelahnya, nama-nama pemain belakang top dunia dikaitkan menuju Allianz Stadium, kandang I Bianconeri. Padahal sejatinya, klub jawara Serie A enam musim beruntun itu sudah punya suksesor yang nyaris sempurna bernama Daniele Rugani.

Bagi pencinta gim FIFA besutan EA Sports pada beberapa edisi terakhir, nama Rugani sudah tidak asing didengar. Bisa dibeli dengan harga relatif murah, pemain berkebangsaan Italia ini punya potensi yang meningkat dalam waktu tak lama. Terkadang wonderkid pada sebuah gim sepak bola memang bisa sesuai dengan kenyataan atau malah jadi zonk. Namun untuk Rugani, ramalan itu sampai saat ini mulai mendekati kenyataan.

Juventus memang masih memiliki tiga bek berpengalaman selepas kepergian Bonucci pada diri Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli dan Medhi Benatia. Sayangnya dua nama terakhir mulai kerap diganggu cedera dan faktor usia juga mulai turut berpengaruh. Terlepas dari kondisi seniornya, kemampuan Rugani juga tak bisa disepelekan dan diyakini sudah saatnya untuk naik kelas jadi salah satu pengisi pos reguler di jantung pertahanan Juventus.

Dalam dua musim terakhir, pemain kelahiran Lucca tepat 23 tahun yang lalu itu ditempa di Juventus dengan harapan bisa banyak belajar dari trio BBC, yang disebut-sebut salah satu kombinasi pertahanan terbaik tak hanya di Eropa, bahkan di dunia. Pujian mengalir untuk Rugani pada 20 laga yang dijalaninya bersama Juventus musim lalu. Tak hanya piawai menjaga daerah pertahanan, eks Empoli ini juga mulai bisa mencatatkan namanya di papan skor.

Daniele Rugani

Adaptif dan tahan banting

Salah satu hal yang jadi nilai plus Rugani di Juventus adalah kemampuannya dalam beradaptasi dan melaksanakan instruksi pelatih serta relatif tahan banting dari cedera. Sebelum mengalami masalah pada lututnya, peraih masing-masing dua Scudetto Serie A dan Coppa Italia itu tercatat cuma dua sekali absen karena cedera. Sementara soal adaptif, ini bisa tercermin dari transformasinya sejak dari Empoli hingga kini di Juventus.

Pada musim debutnya sebagai pesepak bola profesional bersama Empoli, 2013/2014 silam, Rugani secara luar biasa turun sebanyak 40 laga dan mengakhiri liga dengan status Pemain Terbaik Serie B. Ini tak lepas dari kontribusi besarnya yang berujung tiket promosi untuk klubnya. Di Serie A, Rugani tercatat sebagai satu dari sedikit pemain yang selalu tampil sepanjang musim 2014/2015 dan hebatnya, tak pernah mendapat kartu peringatan, dari kuning apalagi merah.

Pemegang tiga caps bersama timnas senior Italia itu akhirnya kembali ke klub pemiliknya, Juventus dan langsung mendapat tugas untuk lebih agresif alih-alih jadi pemain yang terlalu bersih saat menghadapi penyerang lawan. Rugani langsung menjawab permintaan pelatih Massimiliano Allegri tersebut dengan permainan lugas dan tanpa kenal kompromi. Atribut paling menonjolnya sampai saat ini adalah kemampuan memindahkan bola dari daerah pertahanan sendiri berkat penempatan posisi dan postur tubuh yang ideal untuk mengadang serangan lawan.

Jelang musim 2017/2018, tanda-tanda Rugani bakal jadi salah satu bintang Juventus terus terlihat. Dimulai saat membawa timnas junior Italia melangkah hingga ke semifinal Piala Eropa U-21 2017 berkat penampilan apiknya, hingga kepergian Bonucci, yang kini tak perlu terlalu diratapi. Seperti kata Allegri beberapa waktu lalu, Juventus dan Italia merasa sangat beruntung memiliki pemain dengan potensi besar dalam diri Rugani, yang tepat hari ini, berusia 23 tahun.

Buon compleanno, Daniele ‘Bambino Prodigio’ Rugani!

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho