Eropa Inggris

Kevin Phillips yang Setara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi

Kevin Phillips adalah fenomena. Jika Anda pernah melihat gol-gol kerennya ketika memperkuat Sunderland pada dekade 2000-an lalu, Anda beruntung. Rasanya tak akan ada lagi penyerang seperti Phillips.

Zaman sekarang, kisah bak dongeng tentang pemain depan yang mencetak banyak gol ketika memperkuat klub kecil mungkin diwakili oleh Jamie Vardy. Namun, kisah Phillips berbeda. Vardy sukses ‘naik kelas’ dengan menjuarai Liga Inggris bersama Leicester City dan disokong oleh pemain-pemain yang akhirnya menjadi kelas dunia seperti Riyad Mahrez dan N’Golo Kante. Sedangkan Phillips sukses meraih sepatu emas Eropa sewaktu membela Sunderland tanpa berbagai kemewahan seperti yang dimiliki Vardy.

Kevin Mark Phillips lahir di Hitchin, Hertfordshire, pada 25 Juli 1973. Phillips kecil memulai karier sepak bolanya di tim remaja Southampton. Meski demikian, ia gagal mencapai tim utama di klub tersebut. Ia lalu dipinjamkan ke klub non-liga, Baldock Wown. Phillips muda lalu diberi kesempatan untuk menjajal kasta Liga Inggris setelah dibeli Watford hanya seharga 10 ribu paun saja pada tahun 1994.

Di Watford, ia sempat menderta patah kaki sehingga tak bisa bermain selama setahun. Klub tersebut lalu terdegradasi ke League Two dan Phillips tak banyak bermain. Meski demikian, catatan golnya termasuk lumayan, yaitu 24 gol selama tiga musim kompetisi.  Ia lalu dibeli Sunderland pada  tahun 1997 dengan harga 325 ribu paun.

Phillips bergabung dengan klub berjulukan The Black Cats ini tepat setelah klub  tersebut terdegradasi dari Liga Primer. Meski demikian, di Sunderland-lah kehebatan Phillips melegenda sampai sekarang.

Musim 1997/1998 di League One, Phillips memecahkan rekor klub Sunderland sebagai pemain pertama setelah Perang Dunia II yang mencetak di atas 30 gol. Selain itu, ia menyamai prestasi Brian Clough sebagai pemain Sunderland yang sukses mencetak 30 gol dalam semusim. Phillips memborong 35 gol di musim pertamanya tersebut bersama Black Cats, sebuah prestasi yang fenomenal, tentunya.

Pada musim keduanya, catatan gol Phillips sedikit menurun akibat cedera. Ia hanya sanggup mencetak 25 gol pada akhir musim 1998/1999. Meski demikian, torehan tersebut menarik perhatian pelatih tim nasional Inggris kala itu, Kevin Keegan.

Nah, ketika Sunderland promosi ke Liga Primer pada musim 1999/2000, di sini kemudian musim legendaris Phillips dimulai. Ia sempat dicibir para pengamat akan kesulitan mendulang gol di tengah-tengah ketatnya kompetisi kasta teratas Inggris. nyatanya, kombinasi Phillips bersama penyerang senior, Niall Quinn, menjadi duet paling berbahaya bukan hanya di Liga Inggris, tapi juga di seluruh Eropa.

Musim 1999/2000 diselesaikan Sunderland dengan cukup manis. Mereka finis di posisi tujuh Liga Primer, prestasi terbaik mereka di abad ke-21 sampai sejauh ini. Phillips sendiri mencetak total 30 gol dari 38 pertandingan. Berkat prestasi ini, Phillips dianugerahi Sepatu Emas Liga Primer (Premier League Golden Boot) musim 1999/2000 dan Sepatu Emas Eropa (European Golden Shoe) di musim yang sama.

Phillips pantas berbangga akan prestasinya yang kedua. Namanya sejajar dengan pemain-pemain kelas dunia seperti Thierry Henry, Francesco Totti dan kedua raksasa zaman sekarang, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Meski demikian, torehan fantastisnya pada musim 1999/2000 itu tak lagi berlanjut ke musim-musim selanjutnya.

Pemain yang lebih sering berkepala plontos ini tak pernah lagi mencetak di atas dua puluh gol di Liga Primer Inggris setelah musim dahsyat tersebut. Ia juga sempat memperkuat tim nasional Inggris, tapi gagal mencetak sebiji gol pun dalam total delapan penampilannya untuk The Three Lions.

Setelah Sunderland, berturut-turut Phillips memperkuat Southampton, Aston Villa, West Bromwich Albion (WBA), Birmingham City, Blackpool, Crystal Palace, sebelum akhirnya menutup karier di klub Jamie Vardy, Leicester City. Di klub terakhir itulah dia sempat bermain bersama Vardy, sang penyerang yang eks buruh pabrik, yang akhirnya bernasib lebih baik darinya dan menjadi juara Liga Inggris.

Di Leicester pula karier kepelatihan Phillips dimulai. Setelah gantung sepatu, The Foxes menawarinya jabatan sebagai asisten pelatih tim utama. Ia sempat menjadi asisten Claudio Ranieri sebelum memutuskan untuk menerima tawaran menjadi asisten di Derby County.

Selamat ulang tahun, Kevin Phillips! Kami tak akan melupakan musim bersejarahmu itu sampai kapan pun!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.