Kapten yang tidak beruntung
Selain bodoh, De Rossi juga kapten yang tidak beruntung. Hidupnya dipenuhi dengan nasib sial. Kesialan yang paling besar adalah saat dia lahir tak lama setelah Totti. Kesialan tersebut diiringi kesialan selanjutnya, yakni Totti yang keras kepala yang enggan untuk pensiun.
Sejak lima tahun lalu atau saat umur De Rossi belum mencapai 30 tahun, dia sudah digadang-gadang sebagai kapten masa depan Roma. Futuro Capitano. Sebuah jabatan yang uwuwuwu sekali, bukan? Menjadi penerus jabatan Totti, seorang Romawi sejati, pemimpin di Kota Abadi.
Bukan hal yang aneh memang. Roma butuh kapten baru saat Totti sudah mencapai usia senja, 35 tahun. Tapi, Totti adalah lelaki keras kepala yang menolak menyerah kepada waktu. De Rossi baru bisa memanggul jabatan sebagai kapten Roma saat ia berumur 34 tahun. Saat ia mendekati titik akhir dari perjalanan kariernya.
Memang, De Rossi bisa saja meminta ke manajemen Roma untuk bertahan di Roma sampai umur 40 tahun seperti Totti, tapi tidak ada yang bisa menebak bagaimana masa depannya nanti. Jika seorang Totti saja harus sedikit “dipaksa” pensiun oleh manajemen Roma, apalagi De Rossi.
De Rossi adalah pemain yang terlalu lama memegang jabatan, futuro capitano. Ya begitulah hidup. Tidak ada yang mampu menebak bagaimana hari esok akan terjadi. Selama insting De Rossi untuk menghentikan serangan lawan masih berfungsi dengan baik, selama itu pula kita masih akan melihat ban kapten Roma terpasang rapi di lengan De Rossi. Kita nikmati saja sisa-sisa waktu De Rossi bermain. Hingga nanti memutuskan sendiri waktu yang tepat untuk berhenti.
Buon compleanno, Mio Capitano!
Author: Alief Maulana (@aliefmaulana_)
Ultras Gresik yang sedang belajar menulis di serigalagiras.wordpress.com