Memiliki paspor Asia
Lahir di Heraklion, kota yang konon dipersembahkan untuk pahlawan legendaris, Hercules, Samaras sebenarnya memiliki paspor Australia. Ini dikarenakan sang ayah, Ioannis Samaras, lahir dan besar di Australia. Hingga kemudian ia lebih banyak menghabiskan hidupnya di Yunani.
Bisa jadi ini adalah poin yang paling menguntungkan ketika mendaratkan Samaras, selain tentunya sorotan media dan sponsor karena mendatangkan pemain yang pernah bermain di kompetisi top flight. Dengan paspor Australia yang ia miliki, Samaras tidak mesti dijadikan pemain asing dengan status khusus atau marquee player. Ia bisa saja didaftarkan ‘hanya’ sebagai pemain asing asal Asia.
Permasalahan yang mungkin dihadapi
Usia Georgios Samaras memang masih 32 tahun dan ia masih terhitung segar dan bugar untuk ukuran pemain asing yang akan berlaga di Indonesia. Menurut situs Transfermarkt, apabila ada kesebelasan yang ingin mendaratkan Samaras, mereka mesti membayar kontrak sebesar 800 ribu euro atau sekitar 12 miliar rupiah.
Tetapi harga tersebut bisa jadi turun jauh, bahkan hingga setengahnya, mengingat Samaras saat ini sedang mencari pelabuhan baru. Tetapi bukan di sana permasalahan yang ada.
Tipe penyerang seperti Samaras memang bukan untuk mencetak gol dalam jumlah banyak. Samaras merupakan tipe yang akan lebih banyak terlibat dalam permainan tim. Ia bisa jadi justru akan mencatatkan lebih banyak asis ketimbang mencetak gol. Ia akan membuka ruang bagi pemain lain untuk kemudian diselesaikan menjadi peluang gol.
Karena catatan mencetak gol Samaras bisa dibilang cukup mengenaskan untuk ukurang seorang penyerang. Ia kurang lebih setahun sudah tidak mencetak gol. Samaras terakhir kali mencetak gol di sebuah kompetisi terjadi pada tahun 2016 lalu ketika ia bermain di Amerika Serikat. Ketika bermain di West Brom dan Al-Hilal, Samaras bahkan tidak mampu membukukan gol sama sekali.
Hal ini menjadi sulit karena seringnya klub dan para penggemar sepak bola Indonesia berharap pemain asing mereka apalagi yang berposisi sebagai penyerang, bisa mencetak banyak gol. Minimal di atas lima gol dalam satu musimnya. Karena cukup sering terjadi penyerang yang sebenarnya bermain cukup bagus, namun kemudian dilepas karena dianggap tidak mencetak banyak gol. Meskipun ini sebenarnya normal, karena sebagai penyerang, tugas utama mereka adalah mencetak gol.
Jadi, siapa mau si gondrong Samaras?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia