Padat
Masalah terjadi ketika Wilshere kembali ke Arsenal. Lini tengah tengah Arsenal sudah sangat padat, dengan persaingan yang cukup ketat. Baik ketika masih berman dengan skema empat bek, maupun ketika sudah beralih ke skema 3-4-2-1, Wenger banyak menggunakan duet Granit Xhaka dan Aaron Ramsey. Berjalan beberapa laga dengan skema tiga bek, duet ini semakin menunjukkan sinkroninasi yang apik. Mereka berdua memberikan keseimbangan di lini tengah The Gunners.
Xhaka menjadi pengatur arah serangan Arsenal, sedangkan Ramsey lebih leluasa untuk bergerak ke banyak ruang permainan. Selain Xhaka dan Ramsey, Wenger memercayakan Mohamed Elneny sebagai pelapis. Francis Coquelin digunakan ketika ketika Arsenal bermain dengan pendekatan yang berbeda.
Sebetulnya, Wilshere bisa menggusur salah satu di antara Elneny atau Coquelin. Namun, Wilshere tak mempunyai kelebihan kedua pemain tersebut, yaitu kebugaran.
Untuk mengarungi musim yang panjang, seorang pelatih tentu tak bisa selalu menunggu pemain yang lebih banyak absen karena cedera. Keseimbangan tim harus selalu dijaga. Oleh sebab itu, keputusan pahit harus sudah dipertimbangkan Wenger.