Eropa Italia

Curahan Hati dari Mbah Budi untuk Interisti

Luciano Spaletti dan Steven Zhang.

 

Financial Fair Play

Berhembusnya kabar tentang Inter yang lepas dari jerat aturan mbulet bikinan asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) bernama Financial Fair Play (FFP) akhir Juni kemarin memang sukses bikin Interisti masuk ke dalam euforia. Tapi sudah tepatkah euforia tersebut? Nanti dulu.

Seperti dilansir oleh calciofinanza.it., Inter memang telah berhasil memenuhi kriteria yang ditetapkan UEFA soal batas kerugian yang ditetapkan untuk musim 2016/2017 kemarin.

I Nerazzurri dituntut untuk tidak merugi lebih dari 30 juta euro, salah satunya berkat ekspansi gila-gilaan Suning Group dalam memasarkan brand Inter di Cina. Karena jika gagal memenuhi persyaratan tersebut, sama artinya dengan Inter siap menerima teguran dan juga sanksi dari UEFA.

Calciomercato e Fair Play Finanziario: Inter vincolata al pareggio anche nel 2017-18

Lalu bagaimana di musim 2017/2018 mendatang?

Sukses memenuhi kriteria yang ditetapkan UEFA untuk musim lalu tak serta merta membuat Inter benar-benar lepas dari FFP. UEFA masih akan mengontrol ketat kondisi keuangan I Nerazzurri sampai benar-benar aman. Dan pada musim mendatang, Inter dituntut untuk tidak mengalami kerugian sepeser pun!

Cukup banyak artikel yang menjelaskan bahwa FFP membuat pemilik klub tak lagi bisa menyuntikkan dana pribadi mereka secara seenaknya. Semuanya harus sesuai ketentuan yakni klub dijalankan layaknya sebuah perusahaan yang menyasar keuntungan finansial dan menghindari kerugian di setiap musim. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan pada suatu tim andai sang pemilik klub tak lagi mampu membiayai roda operasional.

Apa yang dilakukan Suning Group, dengan mengikat kerja sama bareng sejumlah sponsor, adalah cara untuk menyeimbangkan neraca keuangan klub yang sudah lama berada di garis merah. Karena Suning Group memang tak bisa dan tak boleh menginjeksikan dana gemuk yang mereka miliki secara leluasa ke dalam kebutuhan ekonomi Inter.

Namun mengapa Inter terjerat aturan ini saat tim besar lain santai-santai saja?

Satu-satunya orang yang bisa menjawab pertanyaan di atas adalah Massimo Moratti, bukan Erick Thohir dan juga Suning Group. Di bawah kendali Moratti, Inter memang sukses merengkuh beberapa titel prestisius. Namun dirinya pula yang menyebabkan kondisi finansial begitu amburadul. Utang Inter bahkan hampir menyentuh angka setengah miliar euro.

Kala berkuasa, Moratti konsisten menginjeksikan dana ekstra bagi Inter lewat kantong pribadinya. Bintang-bintang mahal diboyong ke Giuseppe Meazza hampir setiap musim demi kejayaan. Sayangnya, ambisi dan rasa cinta itu pula yang membuatnya alpa menata kondisi keuangan tim agar senantiasa sehat.

Ingat, menyeimbangkan neraca keuangan tim yang ada di garis merah dengan jumlah utang menggunung begitu bukanlah perkara sepele. Hal itulah yang terus diupayakan Thohir dan Suning Group dalam beberapa musim terakhir. Perlahan, kondisi keuangan Inter mulai membaik walau belum sepenuhnya sehat.

Jadi bagaimana, masih yakin meminta Inter belanja secara masif di bursa transfer kali ini dan terus berkutat dengan FFP?

Interisti, saya bukan buzzer Suning Group kok, tapi percayalah, jika semua orang yang ada di tubuh tim ini, manajemen hingga pelatih dan pemain, sedang berusaha mati-matian membawa klub ini ke arah yang lebih baik.

Mencintai Inter memang kerapkali membawa kita pada situasi rumit dan menuntut kesabaran, wahai Interisti yang budiman. Bila ada Interisti yang sudah tidak sabar dan ingin menyerah pada situasi ini, silakan lambaikan tangan ke layar gawai Anda masing-masing dan mencari klub jagoan yang baru.

#ForzaInter

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional