Duka kembali menghampiri sepak bola Indonesia. Putra Indonesia yang berkarier di Timor Leste, Agustinus Keiya, harus berpulang menghadap Sang Pencipta pada Rabu, 5 Juli 2017 lalu. Sebelumnya, almarhum pernah dirawat di Dili selama kurang lebih dua minggu pada awal tahun 2017 lalu.
“Agus meninggal karena sakit paru-paru,” kata Herlina, istri Agustinus. “Sebelumnya, ia sempat dirawat di Dili tapi saya minta pulangkan. Akhirnya, manajemennya memulangkan dia ke Nabire (Papua).”
Kepergian Agustinus meninggalkan satu orang anak perempuan. Kontraknya dengan klub Timor Leste, Nagardjo FC, juga sedianya masih akan berjalan hingga akhir 2017. Namun, tentu saja Yang Mahakuasa berencana lain.
Berita duka ini merupakan yang kedua dari pemain Indonesia yang pernah berkarier di Timor Leste. Pada akhir Mei 2017 lalu, Dibyo Previan Caesario, mantan pemain Mitra Kukar yang juga pernah menjajal kompetisi Timor Leste bersama Aitana FC, mengembuskan napas terakhir setelah menderita kanker kelenjar getah bening.
Almarhum Agustinus sendiri baru dikontrak Nagardjo FC pada awal musim kompetisi Liga Futebol Amadora (LFA) 2017 ini. Klub asal kota Dili tersebut berkiprah di kasta kedua kompetisi LFA dan berambisi untuk menembus kasta teratas di akhir musim kompetisi. Saat ini, Nagadjo FC memimpin klasemen sementara Grup A, Segunda Divisao (Divisi 2) Liga LFA 2017.
Jebolan PON Papua yang sukses di tanah rantau
Salah satu pihak yang paling merasa kehilangan dengan kepergian pemain berbakat kelahiran 25 Januari 1992 ini adalah PPSM Magelang. Klub yang berlaga di Indofood Liga 2 ini memang pernah diperkuat almarhum pada gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) B pada tahun 2016 lalu.
Almarhum bahkan sempat jadi pahlawan PPSM sewaktu mengalahkan Persibat 1-0 di TSC B musim lalu. Pada pertandingan tersebut, ia tampil sebagai pengganti tapi sukses mencetak gol penentu kemenangan. Hasilnya, ia langsung dielu-elukan penonton. Stadion pun bergema dengan dengan nama panggilan “Agus… Agus…”. Itu merupakan nama panggilan versi pendek yang dibuat sendiri oleh para penonton untuk memudahkan memanggil pria Papua ini.
Untuk mengekspresikan kehilangan mereka, akun Twitter resmi PPSM mengucapkan duka cita dengan menuliskan pesan: “Sampai jumpa kawan, jasamu tidak pernah kami lupakan, beristirahatlah dalam damai. #RIPAgustinusKeiya”
Sebelum PPSM, almarhum Agustinus pernah juga memperkuat Persinab Nabire. Namun, masa dalam kariernya yang paling menonjol adalah ketika ia membela tim sepak bola Papua di PON Riau pada tahun 2012. Sayang, ia dan segenap anak asuh Max Olua saat itu gagal meraih medali emas karena harus terhenti di semifinal.
Prestasi lain dari Agustinus Keiya adalah menjadi pencetak gol terbanyak di kompetisi sepak bola Divisi II Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) pada musim 2012/2013. Dalam tiga pertandingan yang digelar di Lapangan Sepak Bola Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, ia berhasil menggetarkan jala gawang lawan dengan torehan 11 gol.
Almarhum pernah juga berniat untuk bergabung dengan PS TNI. Sayang, seleksinya di klub militer tersebut tidak berakhir memuaskan. Ia akhirnya bermain di PPSM Magelang, klub yang akhirnya tertanam lama di hatinya. Selepas dari PPSM, barulah ia mencoba melanglang buana ke Timor Leste. Siapa yang menyangka, negara yang pernah menjadi wilayah kekuasaan Indonesia ini menjadi perhentian terakhir pria Papua bernama Agustinus Keiya.
Selamat jalan, Saudaraku! Semoga kau tenang di alam sana!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.