Terkadang, angka tak berarti banyak. Ungkapan itu mungkin tepat dikaitkan dengan pengalaman Kevin Trapp bersama timnas Jerman pada perhelatan Piala Konfederasi 2017 di Rusia, bulan Juni lalu. Meski mendapat kepercayaan mengenakan kostum nomor punggung satu, kiper Paris Saint-Germain (PSG) ini tak sekalipun diberi kesempatan oleh pelatih Joachim Löw untuk tampil menjaga gawang Der Panzer.
Ironisnya, dua penjaga gawang lain, Marc-André ter Stegen dan Bernd Leno, pernah merasakan atmosfer di Rusia 2017. Nama pertama malah sukses jadi pilihan inti Löw sejak laga kedua hingga partai final meski sempat melakukan kesalahan fatal di laga kontra Kamerun. Bahkan, jika menilik fakta tak dibawanya kiper utama, Manuel Neuer, Trapp praktis hanya jadi pilihan keempat Die Mannschaft.
Kendati berusia satu tahun lebih tua dari Leno dan Ter Stegen, Trapp belum mampu meyakinkan Löw untuk menempatkannya lebih sering di bawah mistar. Memang, meski kerap tampil di timnas Jerman pada level usia dari di bawah 18 hingga 21 tahun, kiper kelahiran Merzig ini baru mencatatkan satu penampilan bersama skuat senior, tepatnya saat menghadapi Denmark pada laga persahabatan, Juni 2017 lalu.
Trapp bukannya tak punya hasrat jadi nomor satu yang sesungguhnya, tapi sejauh ini dia memilih sadar dan sabar, hingga kesempatan itu datang. Secara eksplisit penjaga gawang berusia 26 tahun itu berharap setidaknya bisa jadi nomor dua di timnas Jerman dalam waktu dekat. Menurutnya, meski sudah melewati kepala tiga, Neuer dirasa masih akan tetap dipercaya Löw jadi kiper utama pada Piala Dunia tahun depan.
Sosok yang realistis
“Anda tak bisa menyebut dia nomor dua atau tiga atau empat. Semua kiper ingin tampil. Anda bisa melihat di belakang Manu (Neuer), ada banyak perkembangan dan kami semua berlatih pada intensitas yang tinggi,” terang Trapp kepada Sport1.de. “Manu masih berusia 31 tahun dan nomor satu yang belum tersentuh,” ujar Trapp.
Trapp memang realistis, tapi bukan tipe pesepak bola yang menunggu nasib baik datang. Saat ditanya apakah akan mengikuti tipe main Neuer yang kerap keluar dari sarangnya dan jadi sweeper-keeper, eks Eintracht Frankfurt itu menolak dengan tegas dan menyebut punya gaya sendiri. Dia berharap lewat penampilan konsisten dan keberuntungan, bisa perlahan menggeser dua pesaing terdekat, Ter Stegen dan Leno, untuk jadi pelapis Neuer.
Trapp memang tak asing dengan persaingan. Di PSG sendiri, dia langsung didapuk menggantikan posisi kiper terbaik Ligue 1 dua musim beruntun, Salvatore Sirigu. Status sebagai kiper utama Les Parisiens berlanjut hingga akhir musim 2016/2017 dan jika tak ada halangan, musim depan dan seterusnya.
Pada usia emas pesepak bola dan performa yang luar biasa, serta mungkin wajah yang mendukung, Trapp tak lepas dari terpaan isu transfer. Teranyar, dia dikaitkan dengan AC Milan guna menggantikan kiper yang sempat dikabarkan bakal hijrah, Gianluigi Donnaruma. Namun, sebelum sang kiper belia Italia mengisyaratkan bertahan, Trapp langsung menegaskan tekadnya bertahan di Parc des Princes.
Piala Dunia 2018 masih setahun lagi dan apapun bisa terjadi untuk kiper yang sempat mendapat hadiah ciuman dari penyanyi kondang, Rihanna, setelah sukses menggagalkan penalti lawan tersebut. Belum lagi dengan tantangan berat yang bakal dihadapi kompetitornya di belakang Neuer.
Selamat bertambah umur, Trapp, dan semoga sukses!
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho