Nasional Bola

Pemain-Pemain Eks Liga Eropa yang Gagal di Indonesia

Memiliki pengalaman bermain di kompetisi Eropa ternyata bukan jaminan seorang pemain asing akan sukses di kancah sepak bola Indonesia. Sepuluh nama di bawah ini adalah contoh kasus pemain-pemain yang gagal di Indonesia meski pernah mengenyam ketatnya liga di negara-negara Eropa:

Carlton Cole
Kredit: Tempo Bola

Carlton Cole

Mari kita mulai dengan nama yang sudah terlalu sering dibahas saat ini. Carlton Cole datang ke Indonesia dengan status sebagai mantan pemain Liga Inggris, menyusul bintang dunia dari Ghana, Michael Essien. Sayangnya, hingga mendekati pertengahan musim Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, performa penyerang yang pernah berseragam tim nasional Inggris ini masih mengecewakan.

Mantan wonderkid Chelsea yang pernah subur di West Ham ini belum mencetak sebiji gol pun untuk Persib Bandung. Semakin santer juga isu yang mengatakan namanya akan segera tersingkir dari daftar pemain Maung Bandung.

Marcus Bent
Marcus Bent (kanan). Kredit: Tribun Kaltim

Marcus Bent

Sebelum Carlton Cole datang ke Indonesia, alumni Liga Inggris yang satu ini lebih dulu merumput bersama Mitra Kukar pada tahun 2011. Namun, tak sampai enam bulan, kakak dari Darren Bent ini sudah dilepas oleh Naga Mekes.

Pemain ini pernah berbaju sederet klub mentereng, dari Everton, Crystal Palace hingga Manchester City. Namun, di Mitra Kukar ia hanya mencetak empat gol dan kalah bersaing dari para bomber lokal seperti Jajang Mulyana dan Saktiawan Sinaga.

Juan Belencoso

Juan Belencoso

Pendapat para pendukung Persib Bandung sempat terbelah mengomentari performa pemain Spanyol ini. Kebanyakan suporter menganggap mantan penyerang Albacete dan Cadiz di divisi bawah Liga Spanyol ini pemain buruk. Namun, tak sedikit yang merasa Belencoso hanya kurang diberi kesempatan dan belum fasih bermain dengan skema ala Dejan Antonic, pelatih Persib kala itu.

Pemain ini sebenarnya sempat menjadi pencetak gol terbanyak di AFC Cup 2014 ketika masih memperkuat klub Hong Kong, Kitchee. Kegagalannya di Indonesia langsung ditebusnya dengan gelar juara Indian Super League 2016 bersama Atletico Kolkata. Kini, Belencoso masih bermain di klub kasta keempat Spanyol, UD Socuellamos, dalam usia 35 tahun.

Christopher Wreh

Christopher Wreh

Satu lagi alumni Liga Inggris yang entah bagaimana ceritanya terdampar di Liga Indonesia. Wreh bahkan menjajal sepak bola Indonesia jauh sebelum kedatangan Bent dan Cole, yaitu pada musim 2007/2008.

Mantan pemain Arsenal yang juga masih kerabat legenda AC Milan, George Weah ini, pernah menjajal Liga Yunani bersama AEK Athens sebelum memperkuat Perseman Manokwari selama satu musim. Penyerang asal Liberia ini bahkan menutup kariernya di Indonesia bersama klub Papua tersebut setelah hanya finis di papan bawah wilayah timur Liga Indonesia 2007/2008.

Kiko Insa
Kredit: WeAremania

Kiko Insa

Alumni sepak bola Spanyol lain, Francisco ‘Kiko’ Insa, sempat dianggap sukses di masa-masa awalnya memperkuat Arema Malang. Karena satu dan lain hal, antara lain temperamennya yang sering merugikan tim, bek yang bisa bermain sebagai gelandang ini akhirnya pindah ke Bali United di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Namun, ia kembali dicoret di pertengahan musim, lagi-lagi akibat beberapa tindakan indisipliner.

Mantan pemain Elche di Spanyol dan Royal Antwerp di Liga Belgia ini sekarang bermain di Liga Malaysia bersama Pahang FC. Pada awal 2017, ia memperoleh kewarganegaraan Malaysia. Kelakukan indisiplinernya kembali berujung masalah pada awal Maret 2013 ketika terlibat keributan dengan pemain yang juga pernah merumput di Indonesia, Safee Sali.

Toni Espinosa Mossi
Kredit: Bola.com

Toni Espinosa Mossi

Datang ke Indonesia sepaket dengan Insa, Toni Mossi berbekal pengalaman merumput di Eropa bersama klub Islandia, Keflavik FC dan Vikingur. Beberapa sumber tak terkonfirmasi juga mengklaim bahwa Mossi merupakan jebolan akademi Atletico Madrid, walau tak ada data pasti yang mendukung ini.

Sama dengan Insa, pemain Spanyol ini langsung memperoleh rumah baru setelah didepak Arema. Namun, masa bakti Mossi di Madura United tidak lama karena ia didepak klub tersebut sebelum TSC 2016 berakhir. Saat ini belum ada kabar pemain berposisi gelandang ini bermain di mana.

Leo Chitescu
Kredit: Bola

Leo Chitescu

Leontin ‘Leo’ Chistescu pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 2007 dan langsung menjadi pencetak gol terbanyak di turnamen pra-musim Jusuf Cup 2007 bersama PSM Makassar. Ini sempat memberi harapan akan kualitas pemain yang sebenarnya berposisi sebagai gelandang tersebut. Namun ternyata, mantan pemain klub Rumania, CFR Cluj ini, melempem di Liga Indonesia.

Ia lalu pindah ke Persib Bandung untuk bergabung dengan pelatih Arcan Iurie. Namun, lagi-lagi ia gagal memenuhi harapan. Uniknya, nasib Chitescu selalu baik, karena selanjutnya ia direkrut Arema, yang kemudian kecewa juga atas kinerjanya.

Lamine Diarrassouba

Lamine Diarrassouba

Para suporter PSM pasti masih trauma setiap mendengar nama ini. ‘Lord Lamine’ adalah julukan yang diberikan sebagai olok-olok kepada pemain asal Pantai Gading yang tampil buruk selama memperkuat Juku Eja di setengah paruh pertama TSC 2016. Berbekal pengalaman bermain di klub kasta bawah Prancis, Nimes Olympique, Lamine gagal mencetak satu gol pun. Penampilan mediokernya membuat pelatih Robert Rene Alberts gerah dan akhirnya mencoretnya.

Moses Sakyi
Kredit: Inilah Jabar

Moses Sakyi

Pemain asal Ghana ini mengantungi dua caps tim nasional Ghana. Ia bergabung dengan Persib Bandung pada tahun 2012. Penyerang jangkung ini pernah berseragam Estrela Amadora di Liga Portugal dan klub Siprus, AEL Limassol. Sakyi gagal memenuhi harapan Bobotoh setelah hanya sanggup mencetak tiga gol dalam setengah musim masa baktinya untuk Maung Bandung. Bisa ditebak, ia didepak sebelum kompetisi berakhir.

Samuel Tayo

Samuel Tayo Ayorinde

Pada tahun 2007, Persija pernah diperkuat mantan penyerang tim nasional Nigeria, Samuel Tayo Ayorinde. Ia sempat memperkuat klub Swedia, AIK, dan Leyton Orient di kasta bawah kompetisi Inggris dan memiliki segudang pengalaman di Liga Cina dan Vietnam. Sayang, penampilannya di Indonesia bagaikan macan ompong. Dalam tiga belas pertandingan, ia hanya sukses mencetak sebiji gol.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.