Tanah Papua tidak pernah kehabisan talenta. Banyak talenta sepak bola terbaik bangsa dilahirkan di sana, dari Ronny Wabia, Ian Louis Kabes hingga Solossa bersaudara, Ortizan dan Boaz. Kini, satu nama yang bersinar terang adalah Prisca Womsiwor.
Pemain muda kelahiran 3 Mei 1995 ini mencuri perhatian di pekan ke-12 Go-Jek Traveloka Liga 1. Ketika klub yang dibelanya, Persipura, menjamu Mitra kukar, Prisca Womsiwor mencetak trigol yang melengkapi pesta gol Mutiara Hitam dengan angka telak, 6-0.
Trigol tersebut tentunya cukup spektakuler, terutama karena dicetak ke gawang Mitra Kukar yang menghuni papan tengah dan dilatih salah satu pelatih dengan gaya bertahan terbaik di Indonesia, Jafri Sastra.
Secara resmi, ia menjadi pemain Indonesia pertama yang mencetak trigol di Liga 1. Prisca menunjukkan dirinya sudah siap bersaing di level tertinggi sepak bola Indonesia dengan dua golnya di babak pertama yang hanya berjarak lima menit, yaitu di menit ke-30 dan 35. Satu gol lagi dicetaknya di babak kedua, yang sekaligus menggenapkan skor menjadi setengah lusin.
Sebelumnya, Prisca juga pernah mencatat rekor khusus ketika Persipura menghajar Bhayangkara FC di pekan ketujuh. Di pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 tersebut, pemain sayap bernomor punggung 23 ini mencetak gol ke-100 di pagelaran Go-Jek Traveloka Liga 1.
Prestasi empat gol dalam dua belas pertandingan tentu saja terbilang cukup manis bagi pemain muda seperti Prisca, terutama karena jumlah tersebut hanya berbeda satu gol dari seniornya yang sekaligus azimat Mutiara Hitam, Boaz Solossa. Prisca juga saat ini tercatat menjadi pemain muda tersubur bersama Ilham Udin Armayn (Bhayangkara FC), yang sama-sama telah mencetak empat gol.
Prisca (di beberapa media sering ditulis ‘Frisca’) adalah salah satu pemain debutan di Liga 1 tahun 2017 ini. Sebelum bergabung dengan Mutiara Hitam, Prisca sempat memperkuat klub lokal Persewon Wondama sebelum masuk ke Persipura U-21.
Bersama beberapa mantan penggawa Persipura U-21 lain, yaitu Muhammad Tahir, Marinus Wanewar dan Osvaldo Haay, Prisca dipromosikan ke tim utama untuk memperkuat klub kebanggaan Jayapura ini menghadapi Torabika Soccer Championship 2016 lalu. Sebelumnya, nama-nama tersebut juga menjadi pilar tim PON Papua yang meraih medali perunggu di Jawa Barat tahun 2016.
Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 sendiri seolah menjadi panggung perkenalan sekaligus pembuktian yang manis untuk Prisca. Baik ketika masih ditangani Alfredo Vera, kemudian Liestiadi, lalu akhirnya Wanderley da Silva, pemain ini selalu menjadi pilihan utama. Di tahun ini saja, ia sudah tampil sebanyak sebelas kali dengan membukukan empat gol dan dua asis.
Bukan hanya itu, berdasarkan statistic dari situsweb resmi Liga 1, akurasi operan Prisca berada di angka 79 persen dengan akurasi tembakan 62 persen. Rasanya ini sudah cukup melukiskan betapa menawannya permainan pemuda kelahiran Ransiki, Manokwari Selatan ini.
“Saya selalu berusaha agar ke depannya bisa lebih baik dalam meniti karier di dunia sepak bola,” tutur Prisca ketika diwawancarai Kompas menjelang Piala Presiden 2017 lalu. Mengingat usia para pemain pengisi lini depan Persipura yang sudah di atas 30 tahun, yaitu Boaz (31 tahun) dan Addison Alves (36 tahun), harapan besar tentu saja akan segera disematkan publik Papua kepada Prisca.
Baca juga: Papua, Sepak Bola dan Rasialisme: Upaya Interuptif Revolusioner
Perlahan-lahan tapi pasti, Persipura pun mulai bangkit dari dua kekalahan beruntun atas PSM Makassar dan Madura United pada awal Juni 2017 lalu. Berbekal penampilan menawan Prisca serta kombinasi pemain-pemain muda dan senior, Persipura boleh kembali berharap akan bisa mempertahankan gelar juara Liga Indonesia.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.