Eropa Prancis

Opsi Murah Bernama Thiago Motta

Dalam kurun lima musim terakhir, kutub sepak bola Prancis memang didominasi oleh kesebelasan asal ibu kota, Paris Saint-Germain (PSG), sebelum musim lalu AS Monaco mendobrak hegemoni skuat asuhan Unai Emery. Tim yang bermarkas di Stadion Parc des Princes itu sanggup mencomot empat belas trofi, masing-masing empat titel liga, tiga Piala Prancis, empat gelar Piala Liga dan tiga buah Piala Super Prancis.

Dan salah satu nama yang kerap diapungkan publik karena punya peran besar atas kesuksesan yang berhasil digapai Les Parisiens adalah Thiago Motta. Bergabung dengan PSG sejak musim dingin 2011/2012, gelandang yang pernah memperkuat Barcelona dan Internazionale Milano ini selalu jadi figur penting di lini tengah. Entah ketika ditukangi Carlo Ancelotti (2011-2013), Laurent Blanc (2013-2016) maupun Unai Emery.

Keberadaan Motta bagi PSG yang tengah berupaya membangun kekuatan baru saat itu benar-benar krusial. Kematangan yang dimiliki gelandang tim nasional Italia ini begitu pas untuk jadi pendamping sekaligus mentor bagi sosok semisal Blaise Matuidi maupun Marco Verratti sehingga “ruang mesin” PSG menjadi salah satu yang paling kuat di Prancis, bahkan Eropa.

Sebagai gelandang tengah, Motta memang dikenal sebagai sosok yang punya tekel rapi, mampu membaca permainan dengan baik, bermodal visi bermain apik dan juga akurasi umpan yang prima. Hal ini juga yang membuat dirinya sering kebagian peran sebagai metronom permainan.

Meski begitu, petualangan lelaki kelahiran Brasil ini di ibu kota Prancis selama lima setengah musim terakhir mesti disudahi akibat PSG tak menyodorinya perpanjangan kontrak. Kini, Motta pun berstatus free agent dan bisa bergabung dengan klub mana saja pada musim kompetisi 2017/2018 mendatang.

Di tengah berjubelnya proses kepindahan pemain-pemain di berbagai klub Eropa, plus harga selangit yang kadang membuat kita geleng-geleng kepala, Motta bisa menjadi sebuah opsi murah untuk sebagian klub yang ingin terus kompetitif namun terhalang oleh bujet terbatas.

Statusnya yang bebas transfer tentu akan menarik minat sejumlah klub untuk mendapatkan jasanya. Terlebih, kemampuan dan pengalaman yang Motta miliki jelas masih bisa dimaksimalkan walau dirinya semakin digerogoti usia. Kabar terakhir menyebutkan jika klub pertamanya di Italia, Genoa, berminat untuk memulangkan Motta ke Stadion Luigi Ferraris. Meski begitu, tak menutup kemungkinan juga bila ada klub lain yang siap “membajak” lelaki berusia 35 tahun tersebut.

Keengganannya untuk gantung sepatu usai bercerai dengan PSG membuktikan bahwa pemain yang punya 30 caps dan 1 gol bagi Gli Azzurri ini masih siap bertempur selama 90 menit tanpa henti di atas rumput hijau.

Jadi, akan berlabuh ke mana, Motta?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional