Masalah transfer super mahal Paul Pogba dari Juventus ke Manchester United (lebih tepat disebut pemulangan kembali karena Pogba pernah bermain bersama Setan Merah saat dilatih Sir Alex Ferguson) ternyata masih berlanjut. FIFA sebelumnya menyelidiki pihak Manchester United terkait hal ini dan pihak Old Trafford mengatakan bahwa FIFA sudah punya semua dokumen terkait transfer yang memecahkan rekor dunia tersebut.
Saat ini, investigasi mengarah ke Juventus. FIFA memutuskan Manchester United tidak bersalah dalam hal ini dan akan melanjutkan proses penyelidikan hal ini ke pihak Juventus. Sebenarnya apa masalah dalam transfer heboh musim lalu ini?
Mei lalu, FIFA meminta penjelasan dari pihak Manchester United dan Juventus terkait kepindahan Pogba dari Turin ke Manchester dengan biaya transfer senilai 89,3 juta paun.
Baca juga: Di Balik Transfer Paul Pogba dan Aturan Transfer FIFA
Pihak Old Trafford tidak khawatir mengenai penyelidikan ini karena mereka sudah menyerahkan segaka dokumen yang berkaitan dengan urusan transfer, kontrak dan sebagainya ke FIFA. Namun, masalah tidak selesai sampai di situ.
Juventus sendiri saat mendatangkan Pogba dari Old Trafford tahun 2012, statusnya bebas transfer. Namun, saat kembali lagi ke Manchester United dengan nilai semahal itu, pihak Juventus kabarnya tidak mendapat apa-apa. Dikabarkan, agen sang pemain, Mino Raiola, meraup separuh nilai transfer atau sekitar 41 juta paun.
Inilah yang jadi pokok investigasi FIFA. Ada kemungkinan besar Juventus dan Raiola melanggar aturan FIFA mengenai kepemilikan pemain oleh pihak ketiga. Tetapi FIFA juga belum bisa memberikan komentar lebih jauh karena proses penyelidikan masih berlangsung. Jika memang terbukti bersalah, Juventus akan terkena hukuman. Bisa berupa denda ataupun larangan transfer.
Saat disinggung mengenai besaran angka yang didapat dari transfer Pogba, Raiola tidak menyebut angka pasti. Agen super ini juga membantah bahwa FIFA tengah menyelidiki dirinya terkait transfer pemain Prancis tersebut.
Lebih jauh mengenai kepemilikan pihak ketiga
Kisruh transfer Pogba membuat orang bertanya sebenarnya apa itu kepemilkan pihak ketiga atau third party ownership (TPO)?
TPO ini adalah keterlibatan pihak ketiga (bisa jadi agen, individu atau perusahaan) dalam hak ekonomi pemain. Misalnya seperti ini, pemain A bermain di klub X dan klub Y ingin membeli pemain A dengan nilai 1 juta euro. Tetapi klub Y tidak punya uang sebesar itu. Akhirnya, klub Y menggunakan pihak ketiga untuk memuluskan transfer pemain A.
Lalu pihak ketiga ini memiliki hak ekonomi 100 persen pemain dan sepakat jika si pemain ini terjual, maka klub Y dan si orang ketiga ini bisa bagi keuntungan.
Sebelum FIFA melarang aturan ini tahun 2015 lalu, FA (PSSI-nya Inggris) sudah melarang lebih dulu. Pemicunya adalah saat Carlos Tevez dan Javier Mascherano ditransfer dari klub Brasil, Corinthians, ke West Ham pada 2006 lalu. Saat itu hak ekonomi kedua pemain Argentina tersebut dipegang perusahaan dengan agen bernama Kia Joorabchian. Saat itu, TPO belum dilarang, namun West Ham sempat menyalahgunakan dokumen kedua pemain tersebut untuk musim berikutnya.
Pelatih Crystal Palace, Sam Allardyce, merasakan hal ini dan kasus ini pula yang membuatnya terdepak dari kursi pelatih tim nasional Inggris. Big Sam melibatkan investor dan pihak ketiga dalam masalah transfer pemain.
Aturan TPO ini tidak selalu sama. Liga Inggris, Liga Prancis dan Liga Belgia secara terbuka menyatakan melarang sistem seperti ini. Namun di liga negara-negara lain aturannya lebih longgar. Bahkan di Liga Portugal dan Liga Spanyol, tidak ada larangan terkait TPO.
Alasan FIFA melarang? Karena membatasi pilihan pemain dan klub. Terlebih jika si agen dan orang pihak ketiga ada hubungan dan sistem ini rentan terhadap dugaan pencucian uang. Cara ini juga akhirnya hanya menguntungkan pihak ketiga dan menjadikan klub dan pemain sebagai mesin uang belaka.
Intinya, urusan transfer pemain bola tidaklah sesederhana pemikiran kebanyakan orang. Transfer pemain bukan seperti membeli barang di swalayan yang tinggal pilih lalu bayar di kasir. Ada aturan yang menaungi dan tidak main-main karena dipantau organisasi sepak bola dunia FIFA.
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)