Bill Kenwright sudah berada di jajaran petinggi Everton sejak tahun 1989. Ia kemudian menjadi chairman pada tahun 2004 setelah membeli sebagian saham klub melalui konsorsium bernama True Blue Holdings Ltd. Ia menjalankan Everton dengan dasar kecintaanya kepada klub.
Ia termasuk salah satu pemilik klub asli Inggris yang menolak kehadiran investor asing sejak era Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea pada tahun yang sama ketika ia ditunjuk menjadi pimpinan klub berjuluk The Toffees tersebut.
Bersama Kenwright, Everton menjadi favorit masyarakat. Mereka bisa bersaing termasuk dengan sang rival sekota, Liverpool. Meskipun tidak memiliki kekuatan finansial yang melimpah, Everton adalah simbol resitensi terhadap kekuatan-kekuatan mapan di kancah sepak bola Inggris. Tetapi sepertinya, segala sesuatu akan terlihat berbeda. Setidaknya mulai musim kompetisi mendatang.
Sejak Febuari 2016 lalu, kepemilikan klub sudah berpindah tangan. Adalah pengusaha asal Iran, Farhad Moshiri, yang mengakuisisi mayoritas saham Everton. Moshiri kini memiliki 49,9 persen saham klub yang bermarkas di Goodison Park tersebut. Meskipun demikian, Moshiri tetap menjadikan Kenwright sebagai pimpinan utama klub. Moshiri hanya akan berperan sebagai pemilik saham mayoritas.
Bagi yang belum mengenal, Farhad Moshiri adalah orang kedua di Red & White Holdings. Perusahaan saham milik Alisher Usmanov, yang juga merupakan salah satu pemegang saham di Arsenal. Moshiri sendiri awalnya bekerja sebagai akuntan. Ia adalah orang kepercayaan Usmanov dan diberikan saham di beberapa perusahaan yang dikuasai oleh Red & White Holdings seperti Megafon dan Metalloinvest.
Moshiri kemudian menjual bagian sahamnya di Arsenal kepada Usmanov ketika ia hendak mengambil alih Everton. 27 Februari 2016 menjadi tanggal pasti di mana Moshiri resmi mengakuisi saham mayoritas dari Bill Kenwright. Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah mengapa Kenwright bersedia sahamnya dibeli Moshiri? Padahal beberapa tahun sebelumnya, ia terus menolak investor-investor lain yang datang dengan tujuan sama.
Janji soal stadion baru tentu membuat Kenwright bersedia menjual sahamnya kepada Monshiri. Apalagi sang pengusaha asal Iran tidak berniat untuk mengambil alih peran Kenwright sebagai pimpinan klub. Posisi Kenwright tetap dijamin. Bisa saja dua hal itulah yang menjadi pertimbangan utama terkait persetujuan Kenwright soal Moshiri menjadi pemilik saham mayoritas klub.
Apalagi latar belakangnya sebagai akuntan tentu akan membuat Moshiri sangat taktis dalam menjalankan keuangan klub. Ia juga sudah berpengalaman di Arsenal. Setidaknya ia bukan tipe investor kaya raya yang asal-asalan membeli klub.
Kedatangan investor baru juga tentu menambah daya saing Everton. Mereka baru saja mendaratkan dua transfer dengan harga yang tidak biasanya mereka bayarkan. Jordan Pickford dan Davy Klaassen didatangkan dengan biaya transfer sebesar lebih dari 20 juta paun. Dan mereka masih terus memburu pemain lainnya.
Baca juga: Mengintip Gerak-Gerik Everton di Bursa Transfer
Mungkin tidak akan langsung drastis peningkatan Everton setelah kedatangan Moshiri. Akan tetapi setidaknya mulai musim depan, Everton akan menantang klub-klub papan atas Liga Primer Inggris lain dengan kekuatan yang lebih besar dan lebih kuat lagi.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia