“Libero terbaik Indonesia era 1990-an”. Begitulah headline sebuah program televisi swasta yang khusus mengulas para legenda lapangan hijau Indonesia. Kemampuan bertahannya memang tidak main-main. Karakternya keras, memiliki semangat juang yang tinggi dan berjiwa pemimpin.
Sugiantoro namanya. Ya, hanya Sugiantoro. Publik kemudian mengenalnya dengan nama Bejo Sugiantoro. Semasa bermain ia menjadi idola, simbol, dan kapten Persebaya Surabaya.
Lahir di Sidoarjo, Sugiantoro kemudian berkembang menjadi andalan Bajul Ijo. Selama tahun 1994-2002, seragam hijau-hijau melekat di tubuhnya. Bejo sempat merasakan gelar juara liga pertamanya kala Persebaya menjadi yang terbaik di gelaran Liga Indonesia edisi ketiga.
Setelah sembilan tahun menjadi idola Bonek, Bejo lalu pindah ke PSPS Pekanbaru musim 2003/2004. Tak disangka, klub itu menjadi titik terendah dalam kariernya. Ia terkena hukuman larangan bertanding satu tahun akibat kasus pemukulan terhadap wasit.
Bejo tampaknya memang berjodoh dengan Persebaya. Setelah namanya tercoreng akibat tindak tak terpuji itu, ia kembali ke Persebaya dan kembali membawa Persebaya di tahun pertamanya comeback, yakni di Liga Indonesia 2004.
Di liga yang diselenggarakan dalam format kompetisi penuh itu, Persebaya memiliki poin akhir yang sama dengan PSM Makassar, namun Bejo dan kawan-kawan unggul selisih gol dan berhak membawa pulang trofi Liga Indonesia untuk yang kedua kalinya.
Periode kedua Bejo di Persebaya berlangsung lima musim. Sejak tahun 2008 hingga 2014, Bejo selalu berganti klub tiap musimnya. Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Deltras Sidoarjo, Mojokerto Putra dan Persida Sidoarjo menjadi pelabuhan kariernya selepas hengkang dari Persebaya.
Di klub yang disebutkan terakhir, Bejo mengakhiri karier profesionalnya. Setelah pensiun, pemain yang berkarier di timnas Garuda pada 1997-2004 ini sempat menggeluti bisnis persewaan peti kemas, namun Bejo kemudian memercayakan pengoperasian bisnisnya itu pada sang istri, Yeti Rachmawati.
Dua puluh tahun lamanya Bejo malang melintang di lapangan hijau dan ia tak bisa meninggalkan rumah keduanya ini begitu saja. Bapak empat anak yang mengidolai Heri Kiswanto ini kemudian mengambil lisensi kepelatihan C AFC dan ditunjuk menjadi nakhoda Persik Kediri pada Maret lalu untuk membawa Macan Putih promosi ke Liga 1 musim depan.
Bagaimana kiprahnya sebagai pelatih sejauh ini? Sebelum rehat bulan Ramadan, Persik berada di peringkat ketiga Grup 6. Poin mereka sama dengan PS Mojokerto Putra tapi masih ada tabungan satu laga. Kemungkinan untuk tampil di kasta tertinggi masih terbuka lebar.
Diteruskan sang anak
Usai tak lagi aktif sebagai pemain, takhta lini belakang Persebaya Surabaya ia limpahkan ke anak kandungnya, Rachmat Irianto. Uniknya, Rachmat awalnya berposisi sebagai penyerang. Namun berkat nasehat dari Bejo, sang anak akhirnya meneruskan apa yang dikerjakan ayahnya dulu, mengawal pertahanan The Green Force.
Meski memiliki karakter keras saat bermain, nyatanya Bejo memiliki hati yang lembut. Ia tidak tega melihat anaknya bermain di lini depan dan menjadi sasaran tekel ganas bek-bek lawan. Akhirnya, Rian (nama panggilannya), mengikuti jejak sang ayah menjadi stopper dan mendapat keistimewaan yang belum tentu dapat dirasakan semua orang, yakni menimba ilmu langsung dari sang legenda sekaligus sang ayah, Bejo Sugiantoro.
Usia Rian saat ini 17 tahun. Ia sempat mencetak gol kemenangan Persebaya saat menghadapi PSIS Semarang di laga persahabatan (19/3) lewat eksekusi penalti. Laga itu sendiri disaksikan langsung oleh Bejo bersama istrinya, sekaligus mengintip permainan PSIS yang akan dihadapi Persik minggu depannya.
Ia mengaku tidak berani melihat Rian mengeksekusi penalti karena apabila gagal, akan menjadi beban berat bagi Rian karena ia disaksikan oleh 55 ribu pasang mata. Rian akhirnya sukses menunaikan tugasnya. Bejo baru berani membuka matanya dan berteriak kala sang buah hati sukses menceploskan bola ke gawang lawan.
Karier Rian terus meningkat. Ia sempat menjabat sebagai kapten Persebaya walau usianya masih remaja. Idola baru Bonek ini juga termasuk dalam bagian Timnas U-19 yang berlaga di Toulon Tournament beberapa pekan lalu dan dirinyalah yang menjabat sebagai kapten tim.
***
Bejo Sugiantoro telah sukses mewarnai kariernya sebagai pesepak bola dengan beragam kesuksesan. Kini ia mengemban tugas baru. Membawa Persik Kediri kembali tampil di kasta tertinggi sepak bola nasional dan mengembangkan potensi sang anak agar dapat meneruskan bahkan melebihi apa yang telah dicapainya semasa menjadi pemain.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.