Dunia Asia

Kesembuhan Son Heung-min adalah Harapan bagi Publik Asia

Son Heung-min mengalami cedera bahu setelah salah mendarat di laga kualifikasi Piala Dunia 2018 ketika negaranya, Korea Selatan, berhadapan dengan Qatar. Kabarnya ada retakan di tulang bahu sang pemain yang menyulitkannya untuk bisa segera berlaga bersama klubnya Tottenham jelang musim baru. Kesembuhan Son, yang merupakan pilar utama tim, bukan hanya berarti untuk Tottenham. Lebih jauh lagi, kesembuhan Son adalah harapan dari seluruh Asia.

Baca juga: Paradoks Son Heung-Min untuk Tottenham Hotspur

Sejak Yasuhiko Okudera menginjakan kakinya di Eropa, berangsur-angsur pemain asal Asia kemudian banyak berlaga di kompetisi Eropa yang hingga saat ini masih dianggap sebagai level tertinggi dalam dunia sepak bola. Awalnya terkenal karena determinasi dan semangat pantang menyerah, di era sepak bola modern saat ini, kualitas teknik para pemain asal Asia pun tidak kalah dari para pemaina asal Eropa, Afrika atau Amerika Latin.

Kemudian kisah sukses para pemain asal Asia berlanjut ketika Cha Bum-kun tampil spektakuler di Bundesliga. Berlanjut  ke era sebelum milenium baru di mana Shinji Ono meraih sukses bersama Feyenoord. Di waktu yang sama, Maksim Shatskikh menjadi pencetak gol legendaris di Ukraina. Hingga ke era Park Ji-sung yang merengkuh segalanya bersama Manchester United, bahkan menjadi pemain asal Asia pertama yang berhasil mengangkat trofi Liga Champions. Setelah era Park, belum ada lagi pemain asal Asia yang benar-benar meraih prestasi tinggi.

Kini harapan ada di bahu Son yang saat ini tengah mengalami cedera. Sejak masih bermain di Hamburg SV, kilau kebintangan Son sudah terlihat. Ia tampak berbeda dari kebanyakan pemain asal Republik Korea, pun dari kebanyakan pemain asal Asia. Son tidak hanya cepat dan punya determinasi. Kemampuan tekniknya juga luar biasa. Ia juga tergolong pemain yang cerdas.

Son membawa Tottenham ke tingkat yang lebih tinggi sejak kedatangannya dua musim lalu. Sejak Son datang, tim ini tidak lagi hanya sekadar “rival Arsenal yang selalu finis di bawah mereka”. Son membawa Tottenham dari sekadar ‘tim papan atas’ menjadi ‘pesaing juara liga’. Kemungkinan Son meraih Liga Primer Inggris membuatnya begitu berharga. Apalagi ia akan berlaga di Liga Champions. Karena rasanya sudah lama sekali publik sepak bola tidak melihat pemain asal Asia berada di level tertinggi.

Shinji Kagawa sebenarnya adalah kandidat lain, dengan pengalamannya sempat bermain di bawah asuhan Sir Alex Ferguson di Manchester United. Akan tetapi kini kariernya di Dortmund agak sulit dengan banyaknya pemain muda berbakat di sana, meskipun sejauh ini, kariernya masih berjalan baik.

Tapi Shinji tidak tampil reguler seperti halnya Son. Ia masih mesti bersaing dengan para pemain lain yang jauh lebih muda dan segar dibanding dirinya. Itu juga berlaku untuk para pemain asal Asia lain seperti Yuya Osako, Yoshinori Muto, Ali Adnan dan Tom Juric.

Kesembuhan Son menjadi begitu berarti, karena Son menjadi sebuah simbol bahwa benua Asia bisa berlaga di liga tertinggi dan mampu meraih prestasi.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia