Lagi-lagi soal wasit, namun kali ini kejadiannya sedikit unik. Fariq Hitaba, wasit yang memimpin laga PS TNI kontra Persija Jakarta di Stadion Pakansari, Kamis (8/6) lalu, dibebastugaskan karena menganulir penalti yang awalnya diberikan untuk PS TNI. Bukan masalah menganulirnya, tetapi Fariq membuat keputusan ini setelah melihat rekaman dari kamera seorang camera person salah satu kru televisi swasta.
Pertandingan sendiri berakhir 2-0 untuk kemenangan Bambang Pamungkas dan kolega. Fariq rencananya akan memberikan penalti kepada PS TNI. Namun, setelah melihat rekaman, ternyata pemain Persija tidak melakukan handball. Masalahnya, Fariq sudah menunjuk titik putih dan membatalkan keputusannya setelah melihat rekaman.
Tindakannya ini menuai banyak reaksi. Pelatih PS TNI Ivan Kolev jelas kesal dengan keputusan wasit. Bahkan, pelatih Persija, Stefano Cugurra, juga bingung dengan keputusan wasit ini.
Tetapi, tindakan sang pengadil juga menuai pujian. Baru pertama kali wasit di Indonesia membuat keputusan setelah melihat tayangan ulang. Dan hal ini sebenarnya biasa saja di liga-liga luar negeri. Sayangnya, tindakan Fariq ini membuat PSSI membebastugaskannya.
Sontak, banyak yang beranggapan keputusan ini terlalu berlebihan. Plt Sekjen PSSI, Joko Driyono, mengatakan bahwa pihaknya sudah berdiskusi dengan Komisi Wasit dan menyimpulkan itu kesalahan karena penerapan video assistant referee (VAR) belum diterapkan di Indonesia. Selain itu, Fariq juga mengambil keputusan tersebut tidak lewat konsultasi dengan asisten wasit.
“Sebenarnya ini bukan hukuman. Tetapi lebih ke pembinaan dan edukasi untuk wasit. Belum tahu sampai kapan Fariq dibebastugaskan,” ujar sosok yang akrab disapa Jokdri tersebut saat dihubungi Football Tribe Indonesia.
Seperti sudah kita ketahui, penggunaan VAR sudah mulai diterapkan di beberapa kejuaraan internasional. Contohnya, Piala Dunia U-20 di Korea Selatan yang baru selesai beberapa hari lalu. Rencananya Serie A di musim 2017/2018 mendatang juga sudah akan menggunakan rekaman video, sementara di Liga Inggris kemungkinan besar baru musim berikutnya akan digunakan (2018/2019). Di beberapa negara juga sudah mulai diterapkan meski masih dalam rangka uji coba.
Baca juga: Penggunaan VAR di Piala Dunia U-20 dan Segala Kontroversinya
Pada Februari 2017, VAR masih digunakan dalam taraf uji coba di sepak bola Italia. Dan untuk musim depan, diharapkan semua stadion di Italia sudah bersiap memasang teknologi ini, yang semua biayanya ditanggung oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Kisaran biayanya konon berkisar di angka 2 juta euro.
Sementara itu, mantan wasit senior, Roberth Rouw, mengatakan kepada Football Tribe Indonesia bahwa keputusan wasit sudah tepat. “Tidak bisa beralasan karena teknologinya belum diterapkan. Ya, kenapa tidak sekalian diterapkan? Penggunaan VAR sudah paling tepat menurut saya, agar pertandingan benar-benar berjalan adil,” ujarnya.
Jika ada rekaman video, menurut Roberth, sudah tidak ada alasan lagi menyangkal. Jika hanya mengandalkan asisten wasit, bisa saja saat kejadian tersebut berlangsung, asisten wasit tidak memerhatikan karena para petugas lapangan hijau juga mempunyai keterbatasan sebagai manusia biasa.
“Selama menjadi wasit, jelas adalah situasi di mana sulit membuat keputusan. Tetapi, apapun keputusan wasit ya harus diterima,” ujar Roberth.
Lalu akankah PSSI berencana menggunakan rekaman video selama pertandingan? “Dalam penerapan teknologi ini kan harus sesuai dengan Laws of The Game. Tentunya kita juga akan menerapkan VAR tetapi memang belum saat ini. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan misal infrastrukturnya, sumber daya manusianya dan lain-lain. Itu nanti akan dikonsultasikan dengan pihak FIFA,” ujar Jokdri.
Roberth juga mengatakan bahwa kejadian saat PS TNI melawan Persija berlangsung ini adalah pelajaran berharga agar sepak bola kita selangkah lebih maju dalam menerapkan teknologi.
“Kita ini mau maju atau tidak? Lagipula dengan VAR ini kan tidak bisa main saling menyalahkan. Putar saja, lalu lihat keputusannya benar atau tidak?” tegasnya lebih lanjut.
Lalu, apakah PSSI akan berani menerapkan VAR di Indonesia?
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)