Eropa Spanyol

Rencana Tur Espanyol ke Indonesia: Lanjutan Langkah Invasi ke Asia?

Setelah Valencia dan Sevilla, Indonesia dipastikan akan kedatangan kunjungan salah satu peserta Liga Primera Spanyol. Klub tersebut adalah RCD Espanyol.

Rival sekota FC Barcelona ini memastikan akan segera bertolak ke Indonesia pada pertengahan Juli 2017 seperti diberitakan dua media olahraga terpercaya Spanyol, AS dan Mundo Deportivo.

Kunjungan Espanyol ke Indonesia akan menjadi tur internasional terjauh ketiga mereka dalam tiga tahun berturut-turut. Pada musim panas 2015, Los Periquitos mengunjungi Ekuador dan pada tahun 2016, mereka terbang ke Bolivia.

Belum ada kabar pasti tentang agenda lengkap anak-anak asuhan Quique Sanchez Flores selama berada di Indonesia. Menurut Mundo Deportivo, mereka dijadwalkan akan menjajal salah satu klub Indonesia, seperti yang dilakukan Sevilla yang menantang Pelita Bandung Raya di Stadion Si Jalak Harupat pada tahun 2014.

Namun, agenda ini bisa berubah tergantung kesepakatan sponsor. Bukan tidak mungkin Espanyol akan diadu melawan tim nasional Indonesia seperti yang dilakukan Valencia di Gelora Bung Karno pada tahun 2012. Pada saat itu, tim Merah Putih asuhan Nil Maizar yang bersiap menghadapi ajang Piala AFF dihajar 0-5. Dua dari lima gol kala itu dilesakkan pemain yang sekarang memperkuat Barcelona, Paco Alcacer.

Invasi Asia ala Espanyol?

Banyak yang tidak tahu bahwa saat ini Espanyol sedang berbenah habis-habisan. Sejak diambil alih Rastar Group pimpinan pengusaha Cina, Cheng Yansheng pada akhir 2015 lalu, klub yang berdiri pada tahun 1900 ini terus menunjukkan peningkatan bagus di pengembangan bisnisnya. Salah satu aksi nyata mereka adalah memperluas promosi Espanyol di Asia, terutama Cina.

Stadion Cornella El-Prat, kandang Espanyol yang diresmikan pada tahun 2009 lalu, kini dikelola penuh oleh Rastar Grup. Setelah kontrak sponsor dengan perusahaan Power 8 selesai, nama stadion ini yang tadinya bernama ‘Power 8 Stadium’ dipatenkan menjadi ‘RCDE Stadium’.

Stadion yang dirancang arsitek kelas dunia, Mark Fenwick, ini berkapasitas 40 ribu penonton dan merupakan salah satu stadion dengan fasilitas termewah di seantero Spanyol. Football Tribe merasakan sendiri ketika menyaksikan langsung pertandingan Espanyol melawan Sevilla, 29 Januari 2017 lalu. Para petugas sebagian besar bisa berbahasa Inggris aktif, tidak seperti di stadion-stadion lain di Spanyol.

Kredit: Dokumentasi Mahir Pradana

Berdasarkan pandangan mata Football Tribe di lokasi, secara mengejutkan tak sedikit dari pengunjung stadion merupakan turis dari Asia. Turis-turis dari Cina ini berbelanja merchandise di Espanyol Store sebelum masuk ke stadion dengan mengenakan atribut klub tersebut.

Jika diperhatikan, turis-turis Asia yang bangga berfoto dengan mengenakan jersey atau melambaikan syal Espanyol terlihat lebih meriah daripada yang mengenakan atribut Barcelona di Camp Nou.

Ini tentu saja membuat kami terheran-heran. Jika diingat-ingat, kapan sih terakhir kali Espanyol meraih prestasi? Turis-turis yang kebanyakan anak-anak muda usia remaja dari Asia ini pasti masih sangat muda ketika Espanyol menjuarai Copa del Rey pada tahun 2006. Strategi marketing klub ini pastilah cukup berhasil di Asia Timur, jika disimpulkan dari pandangan mata kami pada saat itu. para wisatawan Asia itu seolah merasa memiliki Espanyol seperti klub daerah mereka sendiri.

Belum habis keterkejutan kami, tiba-tiba pengeras suara stadion mengumumkan pertandingan akan segera dimulai. Namun, sebelumnya panitia pelaksana akan mengadakan sebuah pertunjukan budaya, berkaitan dengan perayaan tahun baru Cina sehari sebelumnya.

Ternyata pertunjukan yang dimaksud adalah pertunjukan barongsai! Musik oriental mengalun dan naga berkepala singa barongsai pun keluar dari lorong stadion. Barongsai itu meliuk-liuk selama beberapa menit, memuaskan para penonton yang mengambil foto dengan antusias. Setelah selesai, para penampil yang hampir semuanya beretnis Asia Timur melambaikan tangan ke arah tribun.

Kredit: Dokumentasi Mahir Pradana

Diam-diam, Espanyol rupanya tak ingin kalah dari klub-klub besar Spanyol dan klub-klub Liga Inggris dengan mengembangkan pasar mereka ke Asia. Di akhir musim 2016/2017, Jose Antonio Reyes dan kawan-kawan finis di peringkat delapan klasemen. Bisa jadi ini hanya merupakan awal gebrakan Los Periquitos di dalam maupun luar lapangan.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.