Nasional Bola

Upaya Bali United Menjadi Klub Mapan di Indonesia

Sembilan pekan Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 berjalan, tiga tim tercatat telah mengganti pelatih mereka di tengah jalan. PS TNI, Persiba Balikpapan, dan Bali United mengganti nakhoda mereka di awal kompetisi. Dari ketiganya, Bali United adalah tim dengan performa terbaik usai pergantian pelatih.

Serdadu Tridatu memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Hans Peter Schaller usai dua kekalahan beruntun yang diderita Irfan Bachdim dan kawan-kawan di pekan pertama dan kedua, serta beberapa hasil negatif di laga pra-musim. Awalnya, banyak yang menganggap keputusan ini terlalu cepat karena liga baru berjalan dua minggu, namun keputusan manajemen terbukti tepat.

Adalah Widodo Cahyono Putro, eks pelatih Sriwijaya FC yang menjadi juru selamat tim kebanggaan Pulau Dewata ini. Cak Wid, sapaan akrabnya, meneruskan kinerja apik asisten pelatih Eko Purjianto yang meraup enam poin dari tiga laga (menang atas Persela Lamongan dan Semen Padang, kalah dari Mitra Kukar) selama masa pencarian pelatih baru berlangsung.

Tak butuh waktu lama bagi coach Widodo untuk mengangkat posisi Bali United yang sempat terbenam di papan bawah. Laga debut ditandai dengan kemenangan 3-0 atas tim kaya raya, Pusamania Borneo FC (PBFC). Hebatnya lagi, di dua laga selanjutnya, gawang Bali United kembali bersih dari kebobolan usai imbang 0-0 kontra Persija Jakarta dan kemenangan 1-0 atas Persib Bandung yang sekaligus menandai kekalahan pertama Maung Bandung.

Bergabungnya Widodo di jajaran pelatih memang ibarat jackpot bagi Bali United. Cak Wid yang terkenal sebagai pelatih yang hobi mengorbitkan pemain muda sangat cocok dengan komposisi pemain Bali United saat ini. Tercatat nama-nama seperti Diki Indriyana, Yabes Roni, dan Ricky Fajrin melesat di bawah asuhan pelatih asal Cilacap ini.

Dua nama terakhir bahkan pernah menjadi penentu kemenangan tim. Yabes Roni mencetak dua gol indah kala bersua PBFC, sedangkan Ricky Fajrin menjadi tembok tangguh yang gagal ditembus penggawa Persib Bandung.

Pelatih berusia 46 tahun ini juga berhasil memoles lini depan Bali United menjadi lebih tajam. Sylvano Comvalius yang sempat mandul di awal musim kini telah mengoleksi lima gol, hanya selisih satu gol dari top skor sementara, Reinaldo Elias da Costa.

Irfan Bachdim yang sempat dikritik karena tak kunjung cetak gol, di laga kemarin (4/6) tampil ganas memborbardir pertahanan Perseru Serui dan sukses mencetak satu gol. Andai Sukasto Efendi, kiper Perseru Serui, tak tampil gemilang di bawah mistar, Irfan bisa saja menambah pundi-pundi golnya malam itu.

Kini, Bali United bertengger di posisi empat besar dan baru kebobolan tujuh gol, terbaik kedua setelah Persija Jakarta. Sebuah raihan yang positif, mengingat Bali United sempat terjerembab di posisi 14 ketika mengawali musim.

Perluasan merchandise store

Kabar baik menghampiri Semeton Dewata jelang laga “persaudaraan” melawan Persib (31/5) lalu. Toko pernak-pernik resmi mereka, Bali United Merchandise Store, diperluas demi meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Ini hal yang menarik, karena selain terbatasnya jumlah klub di tanah air yang memerhatikan toko merchandise resmi, Bali bukanlah kota dengan tradisi sepak bola kuat namun mereka berani berinovasi dengan membuat sebuah toko merchandise yang modern.

Inovasi yang dilakukan Bali United ini juga menandakan bahwa jumlah suporter mereka kian banyak, padahal klub ini baru diresmikan pada Februari 2015 setelah berganti nama dari Persisam Putra Samarinda. Klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta ini juga sangat rajin berinteraksi di akun media sosial resmi mereka untuk memberikan info terbaru Bali United.

Di pekan ke-10 nanti, anak asuh Cak Wid akan meladeni kesebelasan youngster lain, Bhayangkara FC. Menarik untuk disimak apakah upaya-upaya yang telah mereka lakukan dapat membuat Serdadu Tridatu menjadi klub nomor satu di Indonesia.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.