Bali United telah menunjuk pelatih baru untuk menggantikan Hans Peter Schaller. Ia merupakan eks pelatih Sriwijaya FC yang juga merupakan legenda timnas Indonesia era 1990-an, Widodo Cahyono Putro.
Pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 itu dikontrak hingga Desember 2017. Manajemen Bali United mengatakan bahwa penunjukan pria kelahiran Cilacap tersebut didasari oleh kesamaan visi, yakni mengembangkan pemain muda. Hal itu juga yang membuat eks pelatih Bali United Indra Sjafrie mendukung langkah manajemen yang memercayakan pos pelatih pada Widodo.
Widodo sebelumnya memiliki pengalaman sebagai asisten Alfred Riedl di timnas Indonesia pada 2014, lalu melatih timnas U-21 dan U-23 pada 2013, dan melanjutkan karier kepelatihannya di Persela Lamongan serta Persegres sebelum menjabat pelatih kepala Sriwijaya FC.
Di Sriwijaya FC kariernya tidak berjalan mulus. Widodo hanya mampu membawa Laskar Wong Kito finis di urutan kelima Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 dan gugur di babak delapan besar Piala Presiden 2017. Manajemen SFC pun tidak memperpanjang kontraknya, tiga minggu sebelum Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 bergulir.
Potensi melejitnya pemain muda
Di Bali United, coach Widodo akan bekerja dengan banyak pemain muda potensial, di antaranya Diky Indriyana, Ricky Fajrin, Miftahul Hamdi, dan Yabes Roni. Keempatnya telah mendapat panggilan dari Luis Milla untuk mengikuti pelatnas untuk Timnas U-22.
Coach Widodo memang dikenal sebagai pelatih yang selalu mengoptimalkan pemain muda. Ia mengatakan bahwa klub yang dilatihnya ditujukan untuk menyumbang pemain bagi timnas Indonesia. Hal itu salah satunya dikarenakan pengalaman pahit pelatih berusia 46 tahun ini saat menjadi asisten pelatih di timnas. Ia sangat kesulitan menemukan bakat baru yang siap bersaing di level internasional.
Selain keempat pemain yang mengikuti pelatnas timnas U-22, Bali United juga memiliki youngster berbakat dalam diri I Made Andhika Wijaya, Mahdi Fahri Albar, Amrun Mubarok, Samsul Pelu, dan Azka Fauzi Wibowo untuk mengisi slot pemain U-23 sesuai regulasi Liga 1.
Dengan sumber daya pemain muda yang melimpah, coach Widodo sebenarnya berpotensi memiliki karier panjang mendampingi timnya di Stadion I Wayan Dipta, dengan catatan berhasil menorehkan catatan impresif sepanjang musim ini.
Pelatih yang juga akrab disapa Cak Wid ini memang merupakan sosok langka di blantika sepak bola tanah air. Jika biasanya pelatih-pelatih lebih menyukai pemain yang sudah jadi atau sudah memiliki nama, Cak Wid justru sebaliknya. Ia lebih gemar bermain dengan para pemain belia yang namanya masih asing di telinga para suporter, sedikit mirip dengan visi Arsene Wenger di Arsenal.
Apabila skema yang diterapkan Cak Wid dan para pemain mudanya berjalan lancar, tentu akan sangat menarik melihat sebuah kesebelasan di Indonesia tampil impresif dengan sokongan pemain muda di dalamnya.
Serdadu Tridatu saat ini terjerembab di posisi 14 klasemen sementara. Coach Widodo memiliki tugas berat untuk mengembalikan Irfan Bachdim dan kawan-kawan ke papan atas. Mari kita nantikan apakah pasukan muda Cak Wid dapat menyeruak diantara kesebelasan bertabur bintang di Go-Jek Traveloka Liga 1.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.