
Setelah melalui delapan pertandingan tanpa kemenangan, akhirnya Persiba Balikpapan bernapas lega. Tiga poin yang ditunggu-tunggu itu akhirnya hadir juga. Tim Beruang Madu meraihnya dengan perjuangan susah payah, lewat pertandingan dramatis untuk mengalahkan rival satu provinsi mereka, Pusamania Borneo FC (PBFC).
Skor akhir sempat imbang 2-2 lewat gol-gol Masahito Noto dan Marlon da Silva di babak pertama sebelum dikejar oleh Terens Puhiri dan Lerby Eliandry di babak kedua. Sempat mengira pertandingan akan berakhir imbang, Bijahil Chalwa akhirnya memastikan kemenangan Persiba di pengujung babak kedua.
Tiga poin tersebut memang belum mengeluarkan Persiba dari posisi terakhir di klasemen sementara Go-Jek Traveloka Liga 1, tapi setidaknya membuat mereka melupakan start buruk di awal musim. Terlebih lagi dengan beberapa awal baru yang cukup mengubah nasib mereka.
Pelatih baru, semangat baru
Hasil-hasil buruk di awal musim membuat pelatih Timo Scheunemann mengundurkan diri dari jabatan pelatih kepala Persiba. Mantan pelatih Arema Malang, Milomir Seslija, kemudian menjadi penggantinya.
Layaknya seorang nakhoda yang mengambil alih kapal yang diombang-ambingkan ombak, pelatih yang disapa Milo ini tak langsung membawa Persiba ke jalur kemenangan. Mereka bahkan sempat kalah empat kali beruntun dari Sriwijaya FC, Persegres Gresik, Persipura Jayapura dan Semen Padang, sebelum akhirnya menang atas PBFC
Kemenangan itu sangat patut mereka syukuri, karena merupakan hasil kerja keras dan kedisiplinan tinggi yang diterapkan oleh Milo. Tidak tanggung-tanggung, Milo sampai turun tangan mengatur nutrisi pemain. Konon, pemain Persiba yang ketahuan mengonsumsi makanan berminyak akan didenda dalam jumlah yang tidak sedikit.
“Program dan jadwal tim diatur sedemikian rupa untuk kepentingan bersama. Kalau saya tahu ada pemain makan nasi goring, akan didenda lima juta,” ujar Milo kepada pemain dilansir akun Facebook resmi klub Persiba.
Selain itu, pelatih yang membawa Arema finis sebagai runner-up Torabika Soccer Championship 2016 ini juga menerapkan aturan tidak boleh menggunakan telepon seluler pada saat hari pertandingan. Untuk menjaga fokus, para pemain baru diperbolehkan menggunakan ponsel mereka setelah pertandingan selesai.
Kembali bertanding di Balikpapan
Salah satu kendala yang paling mengganggu Persiba di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 ini adalah kondisi mereka sebagai ‘tim musafir’. Persiba memang harus meninggalkan kandang mereka di Balikpapan untuk sementara. Kandang mereka, Stadion Batakan, sedang direnovasi hingga kira-kira bulan Agustus atau September 2017 nanti.
Beruang Madu kehilangan taji mereka karena dipaksa bermain di luar kandang. Empat pertandingan kandang pertama mereka menggunakan Stadion Gajayana di Malang dan semuanya berakhir dengan kekalahan. Akhirnya mereka mengusahakan untuk bermain di Batakan dengan kondisi apa adanya. Namun sayang, usulan itu ditolak PSSI. Stadion tersebut sebenarnya sudah hampir rampung tapi dinilai belum layak. Pada pertengahan Mei 2017, jumlah tribun VIP dan akses jalan belum lulus verifikasi PSSI.
Manajemen Persiba tak kehilangan akal dengan berusaha meminjam Stadion Parikesit, milik PT. Pertamina. Namun, perusahaan negara pemilik stadion tersebut sempat enggan memberi izin pemakaian. Baru pada awal Juni 2017 lalu, Marlon da Silva dan kawan-kawan diperbolehkan menggunakan fasilitas tersebut.
Meski demikian, izin yang diberikan terbatas hanya untuk satu bulan, terhitung sejak 1 Juni 2017 hingga 1 Juli 2017. Persiba hanya memperoleh jatah melakoni dua partai kandang kontra Borneo FC, Sabtu (3 Juli 2017) dan Bhayangkara FC pada Senin (19 Juli 2017) mendatang di Stadion Parikesit.
Namun, melihat kemenangan yang dicatatkan dalam derby Kalimantan Timur atas PBFC, segenap manajemen, pemain dan pendukung Persiba tampaknya cukup mensyukuri kesempatan yang diberikan.
Bagaimanapun, tak ada tempat yang lebih indah dari rumah sendiri, bukan? Bangkit, Persiba!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.