Dalam perjalanan mengagumkan Delfino Pescara 1936 yang berhasil menggenggam tiket promosi ke Serie A usai keluar sebagai kampiun Serie B musim 2011/2012, terselip beberapa nama pemain yang dianggap publik memiliki potensi untuk jadi bintang Italia di masa yang akan datang. Mereka adalah Marco Verratti yang jadi bos di sektor tengah serta duo pemain pinjaman, Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne di lini depan.
Trio ini menjadi poros utama dalam permainan ofensif yang menjadi ciri khas pelatih Pescara asal Republik Ceska saat itu, Zdenek Zeman. Khusus nama yang disebut paling akhir, ada 18 gol dan 14 asis yang disumbangkan sosok kelahiran Frattamaggiore itu. Bagi pesepak bola yang masih berumur 20 tahun, statistik tersebut jelas begitu mencengangkan.
Hal itu pula yang membuat tim yang memegang hak kepemilikan atas dirinya, Napoli, memanggilnya pulang di awal musim 2012/2013. Insigne diproyeksikan sebagai pengganti Ezequiel Lavezzi yang baru saja minggat ke Paris Saint-Germain. Tifosi I Partenopei bahkan berani menyebut Insigne sebagai titisan dari pesepak bola Argentina legendaris pujaan orang-orang Naples, Diego Maradona, lantaran Insigne punya postur yang sama dengan sang dewa.
Sebagai pesepak bola, Insigne memang pemain yang multifungsi lantaran mampu mengisi banyak posisi di lini depan. Atribut yang dimiliki Insigne sangat lengkap untuk dimaksimalkan oleh para pelatih yang menanganinya. Dimainkan sebagai winger kiri (posisi yang paling kerap ditempatinya), winger kanan, penyerang tengah, false nine maupun gelandang serang, Insigne sanggup memerankannya dengan brilian.
Di bawah besutan Walter Mazzarri, Insigne mendapat kesempatan main yang lumayan banyak meski harus diawali dari bangku cadangan. Ketika itu, Insigne adalah pelapis utama Edinson Cavani dan Goran Pandev yang menjadi tombak kembar di sektor depan I Partenopei. Berkat kontribusinya pula, Napoli di musim itu sukses finis di posisi dua klasemen akhir Serie A, pencapaian terbaik mereka di kasta teratas sejak musim 1989/1990.
Kedatangan Rafael Benitez sebagai manajer anyar menggantikan Mazzarri jelang kompetisi 2013/2014 sama sekali tak mengganggu posisi Insigne di skuat Napoli. Bersama lelaki asal Spanyol itu, suami dari Genoveffa “Jenny” Darone ini malah mendapat kesempatan bermain lebih banyak sebagai pemain inti.
Insigne bahkan menjadi sosok sentral atas keberhasilan Napoli menggamit trofi Piala Italia di musim 2013/2014. Pada babak final yang diselenggarakan di Stadion Olimpico Roma, sepasang gol Insigne berperan besar atas kemenangan 3-1 I Partenopei dari Fiorentina.
Karier Insigne sempat stagnan di musim 2014/2015 akibat terpaan cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang memaksanya menepi dari lapangan selama kurang lebih lima bulan. Total, dirinya cuma menghabiskan waktu selama 1.506 menit di atas lapangan hijau pada saat itu.
Namun Insigne bangkit dari situasi berat itu untuk kembali menunjukkan taringnya sebagai salah satu pemain masa depan Napoli dan juga Italia di musim berikutnya. Pemain bernomor punggung 24 ini berhasil meyakinkan Maurizio Sarri, allenatore baru I Partenopei kala itu, sebagai bagian integral dalam sistem permainan kesukaannya. Benar saja, satu tempat di wilayah depan secara konsisten ditempati oleh Insigne. 42 laga dimainkannya sepanjang musim itu di seluruh ajang serta menyumbang 13 gol dan 11 asis.
Ciamiknya performa Insigne kala itu juga membuat pelatih tim nasional Italia di Piala Eropa 2016, menyertakannya sebagai salah satu penggawanya. Walau lebih banyak turun sebagai pengganti, tidak ada yang bisa lupa akan kontribusi Insigne dalam gol Graziano Pelle di babak perdelapan-final melawan Spanyol yang berkesudahan 2-0 untuk Italia. Sayang, kampanye Gli Azzurri di Piala Eropa 2016 mesti terhenti di tangan Jerman pada fase perempat-final.
Dan musim ini, Insigne untuk sekali lagi menunjukkan kelasnya bahwa ia layak dijadikan andalan Napoli. Kolaborasinya bersama Jose Callejon, Marek Hamsik dan Dries Mertens membuat sektor depan I Partenopei amat cair dan tajam. Walau finis di posisi tiga klasemen akhir, Napoli adalah kesebelasan Serie A yang paling banyak mencetak gol, berjumlah 94 gol.
Berkat penampilan apik serta kepercayaan manajemen Napoli bila Insigne bisa menjadi tulang punggung klub asal Italia Selatan ini, dirinya pun secara resmi mendapat kontrak anyar per April 2017 kemarin. Kontrak tersebut memperpanjang durasi kerja Insigne di Stadion San Paolo sampai musim panas 2022 mendatang.
https://www.instagram.com/p/BTLujPJB16Q/
Sebagai Napolitano (demonim untuk orang-orang asli Naples) tulen, bermain selama mungkin atau bahkan sepanjang karier untuk I Partenopei adalah impian. Beruntung, pemain yang hari ini (4/6) merayakan ulang tahunnya yang ke-26 ini dapat merasakan hal tersebut.
Kini sudah menjadi tugasnya untuk terus meningkatkan performa guna membawa klub yang dibelanya semakin berprestasi. Paling tidak, diawali dengan menjuarai kompetisi domestik yang akhir-akhir didominasi oleh Juventus. Akankah itu terwujud musim depan?
Buon compleanno, Lorenzo. Forza Napoli sei la mia vita per sempre!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional