Kolom

Final Liga Champions 2016/2017: Juventus 1-4 Real Madrid

Progresi Juventus kurang berjalan sebagaimana mestinya

Dalam build-up dari bawah, Juventus menempuh dua cara progresi. Pertama, seperti yang sudah-sudah, memainkan bola kepada Paulo Dybala atau Gonzalo Higuain. Real terhitung berhasil menghambat progresi semacam ini melalui penjagaan yang dilakukan oleh Casemiro atau onward-press Ramos. Compactness  di area depan bek Real juga membantu mereka mereduksi ancaman Dybala dan Higuain.

Higuain dikepung.

Situasi di atas sering terlihat. Lini belakang Juve mampu menjangkau Dybala dengan umpan panjang mendatar. Tetapi, pressure lini tengah Ral ditambah penjagaan kepada Higuain membuat progresi bola Dybala kepada Higuain terhenti saat itu juga.

Banyak build-up Juventus yang menyasar langsung ke sisi sayap. Juve memilih skema progresi semacam ini, salah satunya juga disebabkan pressing Real yang “terbelah” di depan dan belakang. Di area depan, duet penyerang serta ketiga gelandang terikat kepada tiga bek dan dua pemain Juve di tengah. Sementara di belakang, kehadiran ketiga penyerang mengikat empat bek Real serta Casemiro. Ini menyebabkan bek sayap Juventus mendapatkan ruang lumayan besar untuk menerima bola panjang dari Gianluigi Buffon.

Juventus, yang sebelumnya banyak menggunakan Mandzukic dalam rencana bola-bola panjang dalam build-up, kali ini mendapatkan kesempatan untuk tidak terus-terusan memanfaatkan penyerang jangkung tersebut.

Secara umum, di babak pertama, Dani Alves dan Dybala termasuk pemain yang cukup merepotkan Real. Alves yang sangat berpengalaman, beberapa kali mampu memotong umpan atau memenangkan perebutan bola dalam kondisi 50:50. Dybala sendiri walaupun tidak bermain maksimal, pergerakannya ke area nomor 8 atau nomor 10 mampu membantu Juve mendapatkan akses ke area depan. Dybala sendiri beberapa kali menunjukan kemampuannya bermain di ruang sesak.

Penutup

Walaupun ditemukan beberapa kekurangan dalam fase penguasaan bola, tetapi secara umum, permainan Real termasuk “sangat rapi” bila dibandingkan dengan banyak pertandingan mereka sejak era Rafael Benitez dan era awal Zidane.

Catatan hebat Real dalam jumlah tembakan dari kotak penalti dan konversi gol kembali membawa kemenangan bagi mereka. Juventus yang lebih baik dalam statistik “umpan per aksi bertahan yang diderita” serta salah satu tim yang memiliki pertahanan terbaik dalam konteks mengurangi umpan lawan dari halfspace dan lini tengah pun, gagal menghentikannya.

Selamat buat Real yang merengkuh Kuping Besar untuk ke-12. Dari Juventus, kekalahan ini sekali memperburuk catatan mereka ketika bersua dengan Barcelona dan Real di babak final.

Author: Ryan Tank (@ryantank100)