Kemenangan Persija Jakarta atas Arema FC dalam lanjutan Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 (2/6) lalu menyisakan kabar buruk. Menjelang akhir babak pertama, siaran langsung mendadak terhenti. TV One selaku stasiun televisi resmi yang menyiarkan pertandingan sempat meminta pemirsa bersabar menunggu tersambungnya kembali transmisi dari satelit, namun tak lama kemudian, pembawa acara mengatakan bahwa siaran pertandingan tidak dapat dilanjutkan. Ada apa gerangan?
Dari informasi yang dihimpun dari linimasa Twitter, dikabarkan bahwa beberapa oknum suporter memaksa masuk ke dalam Stadion Patriot padahal mereka tidak memiliki tiket. Akibatnya, keributan pun tak terhindarkan. Pintu stadion dikabarkan jebol dan sebuah kendaraan perangkat siaran langsung rusak terkena lemparan batu. Berikut ini beberapa info yang kami peroleh dari pemilik akun Twitter @benjoisme yang berada di sekitar Stadion Patriot kemarin malam:
Iyaaa gua di luar, rusuh, pintu jebol, mobil satelit buat siaran kena timpuk
— adiwicaksono (@ardiwicaksono45) June 2, 2017
Tindakan anarkis ini benar-benar mencoreng wajah sepak bola nasional yang sedang mengusung semangat baru di liga yang baru. Tak hanya Persija yang kemenangannya harus ternoda dan terancam sanksi di kemudian hari (mengingat laga berlangsung dengan status Persija sebagai tuan rumah), TV One juga harus merugi karena mobil SNG (Satellite News Gathering) mereka rusak akibat kerusuhan ini.
Mobil satelit tv one yang kena timpuk pic.twitter.com/PSeYlzOLxJ
— @benjoisme (@nggabenjoy) June 2, 2017
Apa dampak kerusuhan pada siaran langsung?
Kalau kamu pernah melihat sebuah mobil besar yang sekilas mirip RV (Recreational Vehicle) dan membawa parabola di atasnya, itu adalah mobil SNG. Mobil tersebut mengangkut peralatan transmisi untuk mengirimkan sinyal dari lokasi siaran langsung ke stasiun televisi untuk disiarkan ke masyarakat. Sederhananya begitu.
Dari pengalaman saya magang di salah satu biro televisi swasta nasional di Surabaya, untuk menyiarkan liputan berdurasi lima menit dibutuhkan persiapan kurang lebih dua jam. Itu belum termasuk pengoperasian alat secara hati-hati dan merapikan peralatan ketika siaran telah usai.
Bisa dibayangkan betapa repotnya menggelar siaran langsung sepak bola selama 2×45 menit. Apalagi untuk siaran olahraga seperti ini, di detik kapanpun, dapat terjadi momen krusial yang tidak boleh terlewatkan pemirsa di rumah. Oleh karena itu, gangguan sekecil apapun harus dihindari.
Terlebih, mobil yang digunakan kali ini bukan milik TV One pribadi melainkan kepunyaan Telkom. Akun Twitter @NPedong menjelaskan bahwa kemungkinan TV One menggunakan mobil SNG Telkom karena sebagai televisi berita, mobil SNG TV One harus siaga untuk program berita.
https://twitter.com/NPedong/status/870659983670521857
Apa yang bisa kita tangkap dari jawaban itu? TV One tidak hanya bekerja sama dengan pihak penyelenggara liga namun juga merangkul Telkom untuk keperluan siaran langsung. Keributan di Stadion Patriot semalam jelas membuat pihak Telkom maupun TV One rugi karena aset mereka dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab.
Nih Mobil satelitnya bawa genset. Klo gak pake satelit telkom ngapain doi bawa genset? Mau kondangan? pic.twitter.com/WHJiDcDoDi
— @benjoisme (@nggabenjoy) June 2, 2017
Jika kerusuhan seperti ini kembali terjadi berulang kali, bisa jadi sulit menemukan televisi yang mau menayangkan pertandingan sepak bola lokal karena keselamatan kru dan aset mereka terancam. Sudah berjibaku menyiapkan siaran, tapi justru dirusak oleh ulah suporter yang tidak menghargai kerja keras para kru televisi.
Kalau sudah begini, pihak penyelenggara liga bisa kesulitan mencari sponsor yang mau mendanai kompetisi, karena sponsor pasti meminta agar produk mereka ditayangkan secara langsung di televisi. Pemirsa di rumah juga akan dikecewakan karena tak bisa menyaksikan tim kesayangan mereka berlaga dari rumah sambil beraktivitas.
Jumat (2/6) malam seharusnya menjadi Jumat yang indah bagi Persija Jakarta dan The Jakmania, karena Macan Kemayoran berhasil mengalahkan Arema FC dua gol tanpa balas yang membuat mereka meraih kemenangan pertama dari tujuh laga terakhir. Alih-alih merayakan kemenangan dengan penuh gegap gempita, sanksi justru terancam membayangi mereka di depan mata. Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi di sisa kompetisi ini.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.