Turun Minum Serba-Serbi

5 Sikap Pesepak Bola Muslim untuk Menegaskan Keimanan

Orang-orang Eropa boleh saja menyatakan diri sebagai masyarakat rasional, yang memisahkan urusan duniawi dengan agama. Tetapi di sepak bola, mereka dipertontonkan tindakan banyak pemain yang terang-terangan memuja Tuhan mereka.

Kita jadi akrab dengan gerakan pemain yang melambangkan bentuk salib di dada dan kepala. Mereka melakukannya entah sebelum menginjak rumput, atau ketika berhasil menyarangkan gol ke gawang lawan. Ada pula pemain yang begitu identik dengan keimanan seperti Kaka, yang selalu menengadah ke langit tiap kali mencetak gol, seolah-olah sedang berdialog dengan Yesus.

Seiring dengan internasionalisasi sepak bola, akhirnya pemain-pemain non-Eropa pun berjubel. Bakat-bakat Afrika ternyata memiliki potensi yang tak kalah oke dengan para pemain kelahiran Eropa. Kedatangan para pemain Afrika ini tentu menyemarakkan sepak bola di sisi lain: keimanan. Banyak pemain Afrika yang beragama Islam.

Berikut ini kami tampilkan beberapa momen pertautan Islam dengan sepak bola di bagian bumi di mana pemeluk Islam merupakan minoritas, Eropa:

Yaya Toure

Sikap Yaya Toure yang mengubah tradisi

Setiap bulan, penyelenggara Liga Primer Inggris memilih pemain dan manajer terbaik. Sesuai tradisi, pihak yang memenangkan penghargaan tersebut akan diberikan simbol kemenangan berupa sebotol sampanye.

Namun eks gelandang Barcelona ini mengubah tradisi tersebut saat ia menerima penghargaan Player of The Month untuk bulan Mei 2012. Toure menolaknya karena meski tak ia minum, pose dia memegang sampanye akan ditonton jutaan umat muslim lain.

Saat menerima ‘penghargaan’ tersebut, alih-alih mengambilnya, ia langsung memberikannya kepada Jolean Lescott. Sejak saat itu penghargaan tersebut tak lagi berupa sampanye, melainkan berbentuk trofi.

Sayang, tahun lalu ia kedapatan mengemudi dalam pengaruh alkohol.

Previous
Page 1 / 5