Eropa Inggris

Nicky Butt, Sosok Dibalik Melesatnya Pemain Akademi Manchester United

Nicky Butt (kedua dari kiri) bersama anggota Class of 92 Manchester United.

Jeli terhadap bakat hebat dan rencana dengan Jose Mourinho

Nicholas “Nicky” Butt bukanlah sosok yang asing di Old Trafford. Ia merupakan bagian dari generasi terbaik yang pernah diciptakan klub, yaitu Class of 92. Bersama David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Neville bersaudara, Butt menjadi salah satu generasi terbaik dari yang terbaik. Bersama lima rekan sejawatnya tersebut, Butt menjadi ikon legendaris klub yang kisahnya terus diceritakan hingga saat ini.

Selepas petualangan karier bahkan hingga melanglang buana ke Asia, Butt memilih untuk berkarier di dunia kepelatihan. Selepas mendapatkan lisensi kepelatihan, ia kemudian kembali ke United dengan jabatan sebagai staf pelatih tim cadangan pada tahun 2013. Dan, sejak kedatangan Butt, banyaknya pemain akademi yang mendapatkan kesempatan tampil di tim utama mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Sudah empat tahun Butt bekerja di pembinaan usia muda klub. Selama empat musim sebelum Butt datang, para pemain yang promosi dari akademi dan mendapatkan kesempatan bermain di tim utama di kompetisi Liga Primer Inggris rata-rata hanya 1,5 pemain dalam setiap musim.

Sementara bandingkan dengan ketika Butt sudah mulai bekerja di sana. Terjadi peningkatan di para pemain akademi yang diberikan kesempatan bermain di liga mencapai 6,25 pemain dalam setiap musim. Dengan rincian, tiga pemain muncul pada musim 2013/2014. Enam pemain muncul masing-masing pada musim 2014/2015 dan 2016/2017.

Yang terbanyak terjadi pada musim kedua kepelatihan Louis van Gaal di mana 10 pemain akademi United mendapatkan debutnya di Liga Primer Inggris. Di mana Marcus Rashford termasuk di dalam daftar ini.

Karena sepak bola kini adalah industri. Maka bukan hanya melulu soal nilai kualitatif saja. Soal jumlah dan kuantitas juga menjadi sesuatu yang mesti dipertimbangkan. Maka pencapaian Butt yang berhasil merekomendasikan total 25 pemain akademi untuk bermain di tim utama adalah sebuah angka yang sangat bagus. Mengingat jumlah para pemain akademi tim rival yang diberikan kesempatan bermain di tim utama tidak sebanyak yang berhasil dilakukan oleh United.

Butt sangat jeli untuk melihat bakat-bakat hebat yang terpendam. Ia menyarankan Ryan Giggs untuk menurunkan James Wilson di mana kemudian penyerang muda tersebut mencetak dua gol ke gawang Hull City pada tahun 2013.

Ia juga meyakinkan Louis van Gaal untuk membawa Marcus Rashford di partai Liga Europa melawan FC Midtjylland di mana kemudian bocah ajaib tersebut melakukan laga pertamanya bagi Setan Merah dan mencetak gol debutnya. Yang terbaru tentunya adalah Josh Harrop.

Karena kemampuannya tersebut, Butt resmi ditunjuk sebagai Kepala Akademi Manchester United sejak tahun 2016 lalu. Ia mencanangkan banyak rencana besar. Terutama yang menurutnya adalah “mengembalikan United ke tempat seharusnya”.

Butt pun mendapatkan tugas dari juru taktik anyar United, Jose Mourinho. Butt diharapkan bisa menyiapkan fondasi untuk tim di masa mendatang hanya dalam waktu 18 bulan saja. Sebuah rencana besar sepertinya sedang dipersiapkan oleh keduanya.

Keberhasilan United meraih gelar Liga Europa musim ini merupakan gelar kontinental pertama Setan Merah setelah hampir sepuluh tahun puasa. Sekaligus memastikan mereka kembali berlaga di Liga Champions di musim mendatang. Dengan demikian, soal rencana 18 bulan yang dicanangkan oleh Jose dan Butt kemungkinan besar akan kita lihat hasilnya di gelaran Liga Champions musim mendatang dan di kompetisi domestic 2017/2018 tentunya.