Eropa Spanyol

Perbaikan Reputasi Lord Douglas di Sporting Gijon

Kita mengenal Nicklas Bendtner, Alexandre Song Bebe atau Yaya Sanogo karena satu alasan. Mereka terkenal bukan karena prestasi atau kehebatan mereka, melainkan karena nama-nama tersebut sudah menjadi lelucon di sepak bola. Bendtner bahkan terkenal sebagai ‘Lord Bendtner’ dan julukan itu bukanlah sebagai pujian.

Predikat yang sama melekat kepada Douglas Perreira dos Santos, atau yang lebih dikenal sebagai Douglas. Jebolan tim nasional Brasil U-20 ini menjadi buah bibir ketika bergabung dengan Barcelona pada awal musim 2014/2015 lalu.

Keputusan Barcelona memboyong ‘Lord Douglas’ pada saat itu tergolong aneh, karena mereka masih memiliki dua pemain asal Brasil lain yang bisa mengisi posisi yang sama. Yang pertama adalah Dani Alves, mantan pemain Sevilla yang tampil gemilang sejak dibeli Barcelona pada tahun 2008. Alves sendiri sudah dicintai para Barcelonista berkat prestasi-prestasinya, antara lain menjuarai dua Liga Champions bersama Blaugrana.

Douglas juga susah menggeser Adriano Correia, mantan rekan Alves di Sevilla yang pada saat itu sering dipasang Barcelona di posisi bek kanan. Selain itu, pada musim tersebut Barcelona juga masih memiliki Martin Montoya yang baru dipromosikan dari Barcelona B.

Jumlah dana yang dikeluarkan El Barca untuk memboyong Douglas memang tidak sebesar biaya transfer gagal mereka yang lain, yaitu Dmytro Chygrynskiy.

Douglas ‘hanya’ berharga 4 juta euro, tapi para pendukung Barcelona sudah merasa dana sebesar itu terbuang begitu saja untuk sebuah sosok yang tak berguna. Douglas dikritik tajam akibat penampilan buruknya ketika dipercaya tampil melawan Malaga pada bulan September 2014. Meski Barcelona bermain imbang 0-0 melawan Malaga, mantan pemain Sao Paulo ini dianggap tak memberi kontribusi berarti dan sangat minim kreativitas.

Akhirnya, Douglas pun diparkir. Tidak tanggung-tanggung, dalam dua musim bersama Barcelona, ia hanya tampil sebanyak tiga kali. Mungkin saking dianggap tidak bergunanya pemain kelahiran 6 Agustus 1990 ini di Barcelona. Bersama Thomas Vermaelen, Douglas pun menjadi bahan olok-olok karena dianggap makan gaji buta, jarang tampil tapi menikmati selebrasi treble Barcelona pada akhir musim 2014/2015.

Akhirnya, pada awal musim 2016/2017, Barcelona pun sepakat melepas Douglas dengan status pinjaman ke Sporting Gijon, klub yang baru lolos promosi ke kasta utama La Liga.

Bersama Sporting, Douglas tidak serta-merta menjadi pilihan utama. Ia harus bersaing dengan Manuel Lillo di sektor bek kanan Los Rojiblancos. Untungnya, Rubi, sang pelatih, sering menempatkannya sebagai gelandang kanan, meski masih saja bukan sebagai pilihan utama. Douglas dipasang bergantian dengan pemain senior Carlos Carmona atau rekrutan baru dari Villarreal, Moi Gomez.

Perlahan tapi pasti, Douglas berhasil mencatatkan 20 kali penampilan bersama Los Rojiblancos. Bahkan, ia sukses mencatatkan gol pertamanya dalam tiga tahun berkarier di La Liga. Gol yang sangat bersejarah baginya itu tercipta ketika Sporting menghajar sesama tim lemah, Osasuna, dengan skor 3-1.

Sayang, Sporting Gijon harus menerima kenyataan kembali terdegradasi ke kasta kedua setelah kalah bersaing dengan Deportivo La Coruna di papan bawah. Namun, Douglas mencatatkan cerita tersendiri pada pertandingan pekan  terakhir La Liga.

Pada pertandingan melawan Real Betis yang sudah tidak menentukan hasil apa-apa lagi, Douglas bermain sepenuh hati. Tampil sejak menit pertama dan bermain di sektor yang dikuasainya, yaitu bek kanan, Douglas membuka skor di menit ke-7. Sayang, lagi-lagi Sporting gagal menang karena ditahan imbang tamunya itu dengan skor 2-2.

Meski demikian, semusim terakhir, Lord Douglas setidaknya sedikit mampu membersihkan namanya yang sudah telanjur menjadi lelucon. Meski kemungkinan untuk masuk tim utama Barcelona sangat kecil, setidaknya penampilannya yang membaik bisa mendatangkan ketertarikan klub-klub peserta La Liga lainnya.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.