Menjelang berakhirnya kompetisi, tentunya semua sudah mengira-ngira siapa yang jadi juara, lalu siapa yang maju ke Liga Champions Eropa dan Liga Europa musim 2017/2018. Semua klub tentunya akan berjuang habis-habisan untuk bisa tampil di kejuaraan antarklub bergengsi ini, bukan?
Jika klub-klub selevel Liverpool atau Manchester City berjuang mempertahankan posisi empat besar (atau setidaknya bisa ke Liga Europa musim depan), mungkin itu biasa saja. Mereka adalah klub profesional dengan pemain-pemain bola selevel Raheem Sterling, Joe Allen, atau James Milner dan lain-lain, plus pelatih sekelas Jurgen Klopp (Liverpool) dan Pep Guardiola (City). Tapi bagaimana jika yang tengah berjuang ke Liga Europa adalah klub yang pemain-pemainnya adalah…mahasiswa?
Ini terjadi di Wales, saudara mudanya Inggris. Lepas menghasilkan pemain-pemain sekaliber Ryan Giggs, Gareth Bale, dan Aaron Ramsey, sepak bola Wales kalah pamor dibanding saudara tuanya, yaitu Inggris. Namun, ada klub Wales yang isinya mahasiswa yang tengah berjuang untuk meraih tiket ke kualifikasi Liga Europa Musim depan.
Cardiff Met FC, klub yang berisikan para mahasiswa ini, berharap bisa berlaga di kompetisi strata dua klub Eropa dengan memenangkan play-off lawan Bangor City Sabtu (14/5) besok. Jika akhirnya menang, ini pertama kalinya klub dengan pemain-pemain yang berprofesi sebagai mahasiswa bisa melaju ke kompetisi Eropa.
Dengan pemain-pemain yang masih mahasiswa, tentunya mereka harus bisa membagi waktu dengan kegiatan-kegiatan di kampus. Terlebih jika lagi banyak tugas, kegiatan sosial, dan ujian. Namun, para dosen juga berharap anak-anak didiknya ini bisa membagi waktu antara bermain bola dengan tugas kuliah.
Sebenarnya, siapa Cardiff Met FC ini?
Membayar, bukan dibayar
Klub Cardiff Met FC ini berdiri pada 2000 dan bermarkas di Cyncoed, Cardiff. Sempat berganti-ganti nama, akhirnya tahun 2012, nama klub ini resmi menjadi Cardiff Metropolitan University FC pada 2012.
Sekalipun klub ini bermain di kompetisi profesional, namun ada yang berbeda. Jika kita kerap mendengar pemain-pemain bola di kompetisi elite digaji miliaran rupiah per minggu (belum lagi isu-isu transfer pemain dengan nilai fantastis), di Cardiff Met FC ini justru sebaliknya. Para pemain justru harus membayar 150 paun per tahun untuk membeli seragam dan pernak-pernik lainnya saat hari pertandingan. Berbeda jauh bukan dengan klub-klub liga elite Eropa pada umumnya?
Klub ini memang tidak merekrut siapapun kecuali pelajar, ujar Direktur Sepak Bola, Christian Edwards. Sekalipun para pemainnya bukan pemain profesional, sebagai direktur, Edwards yang mantan bek timnas Wales dan Nottingham Forest ini mengatakan pihaknya ingin menciptakan atmosfer profesional.
Cardiff Met FC sendiri juga baru promosi ke Liga Primer Wales musim 2016/2017 ini setelah bermain di kompetisi strata dua (Division One). Saat ini, Cardiff Met FC berada di peringkat ketujuh klasemen Liga Primer Wales. Sementara Bangor City yang lebih berpengalaman ada di peringkat keempat klasemen.
Jika tim mahasiswa ini menang, di kualifikasi Liga Europa mereka sudah ditunggu Maccabi Tel Aviv dan dua wakil Skotlandia, Aberdeen dan Glasgow Rangers.
Akankah mimpi para mahasiswa untuk berlaga di kompetisi tingkat Eropa ini terwujud?
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)