Seorang playmaker atau gelandang sentral punya peran penting dalam permainan sepak bola. Dia yang mengatur irama permainan dan memberi jalan bagi penyerang untuk membuat gol. Selain itu, playmaker juga mengatur pertahanan tim yang bersangkutan.
Sebelum era Xavi Hernandez, Juan Roman Riquelme dan Andres Iniesta, ada beberapa nama hebat di lapangan tengah di era 1990-an. Berikut daftar yang dibuat Daniel Storey di football365.com:
-
Zinedine Zidane (Prancis)
Tidak mungkin melupakan nama yang satu ini. Pria yang saat ini melatih Real Madrid meraih suksesnya bersama timnas Prancis saat menjadi juara dunia di rumah sendiri (1998) dan juara Eropa tahun 2000.
Bersama Real Madrid sebagai pemain, dia berhasil membawa Los Blancos juara La Liga dan Liga Champions Eropa. Sebelumnya saat masih di Juventus, dia berhasil membawa Si Nyonya Tua meraih gelar Piala Super UEFA dan dua kali juara Serie A.
Tindakan memalukan saat menanduk Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006 tidak mengurangi kekaguman dunia pada Zidane. Zidane tetaplah duta sepak bola yang cukup aktif menyuarakan isu-isu perdamaian dan sosial.
Mantan rekan setimnya di Juventus, Edgar Davids, memuji Zidane sebagai pemain spesial. Zidane adalah pemain yang bisa menciptakan celah saat keadaan sempit. Tak peduli bagaimana dia mendapat bola atau bagaimana bola itu datang, Zidane selalu bisa keluar dari kesulitan.
Zidane sempat menjadi asisten Carlo Ancelotti di Real Madrid. Setelah Ancelotti pindah ke Bayern Munchen, Zidane menjadi pelatih utama El Real saat ini. Sukses membawa Madrid meraih gelar Liga Champions Eropa 2015/2016 (disusul oleh Piala Super UEFA dan Piala Dunia Antarklub), kemungkinan dia mengulang sukses dengan membawa Madrid menjuarai Liga Champions musim ini masih terbuka.
-
Michael Laudrup (Denmark)
Laudrup bersaudara, Michael dan sang adik, Brian, termasuk salah satu bintang lapangan hijau yang memukau dunia di era 1990-an. Sang adik memang lebih berkilau reputasinya dengan membawa Denmark juara Piala Eropa di Swedia tahun 1992. Brian tidak bermain karena berpendapat bahwa pelarangan Yugoslavia untuk tampil di Piala Eropa 1992 karena alasan politik itu tidak adil.
Bersama Juventus, Laudrup sempat membawa tim kota Turin ini juara Serie A di awal 1990-an. Lalu, dia pindah ke Barcelona dan menjadi salah satu pemain pujaan di Camp Nou. Michael yang saat ini menjadi pelatih di klub Qatar ini pindah ke Madrid karena perbedaan pendapat dengan pelatih Barca saat itu, Johan Cryuff.
Walau hanya bermain 62 kali bersama Madrid, namun Michael masuk dalam daftar pemain ke-12 terbaik sepanjang sejarah klub tersebut. Tahun 1999, Michael bahkan diberi penghargaan pemain asing terbaik di sepak bola Spanyol selama 25 tahun terakhir.