Setelah ramai-ramai klub merekrut pemain bintang, ternyata ada juga klub-klub yang tengah sibuk berburu pelatih baru. Salah satunya klub milik TNI yaitu PS TNI. Pada Senin (1/5), mereka resmi merekrut pelatih baru (yang tidak baru-baru betul). Ivan Kolev, mantan pelatih timnas Indonesia, ditunjuk melatih PS TNI menggantikan Laurent Hutton.
Penunjukkan Kolev sebagai pelatih baru The Army dibilang sedikit mengejutkan. Di Liga 1 yang baru berjalan tiga minggu, Manahati Lestusen dan kolega sudah mengemas lima poin dari dua kali seri (lawan Borneo FC dan Persib Bandung) dan menang saat lawan Bhayangkara FC. Namun, tiba-tiba sang pelatih dipecat dengan alasan kesulitan komunikasi alias faktor bahasa. PS TNI sendiri memilih tidak banyak bicara terkait hal ini.
Beberapa reaksi di media daring dan sosial media bermunculan. Banyak yang mempertanyakan kenapa Hutton diganti. “Jika memang alasannya karena bahasa, kenapa manajemen dulu merekrut Hutton?”, kira-kira seperti itu komentar kebanyakan pencinta sepak bola. Beberapa komentar juga menyoroti penampilan PS TNI yang sudah mempunyai karakter dan sayang sekali jika harus bongkar pasang pelatih dan pemain.
Namun, manajemen PS TNI memiliki alasan merekrut Kolev, yaitu pelatih asal Bulgaria ini sudah mengenal karakter sepak bola Indonesia. Kolev sudah tidak asing dengan sepak bola Indonesia karena selain pernah melatih timnas Indonesia saat Piala AFC di Jakarta tahun 2007, Kolev juga sempat melatih beberapa klub di Indonesia seperti Mitra Kukar (2006) dan Persipura (2007).
Ivan Kolev bukanlah nama asing bagi sepak bola Indonesia. Pertama kali dia melatih timnas Indonesia adalah tahun 2002 dan berhasil membawa Indonesia menjadi runner–up Piala Tiger (sekarang Piala AFF) serta lolos ke putaran Piala AFC di Beijing pada 2004.
Dan sebelum melatih timnas Garuda, Kolev melatih tim ibu kota Persija dengan pencapaian yang lumayan. The Jak juara turnamen Sultan Brunei tahun 2000 dan di tahun yang sama menjadi runner–up Liga Indonesia.
Bambang Pamungkas adalah salah satu pemain yang sempat merasakan kejayaan Persija di bawah asuhan Kolev. Bisa dikatakan Persija saat itu menjadi tim yang cukup disegani dengan permainan yang menghibur pencinta sepak bola Indonesia.
Tahun 2007 (setelah melatih di Myanmar dan berhasil membawa timnas Myanmar menjadi semifinalis Piala AFF) dia kembali melatih timnas Indonesia untuk Piala AFC di Jakarta. Sekalipun Indonesia harus tersingkir di fase grup, namun penampilan Elie Aiboy dan kolega mampu membangkitkan rasa bangga akan timnas.
Namun, Kolev justru dipecat karena gagal membawa timnas meraih emas di SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand (mentok di fase grup). Memang tidak masuk akal kala itu dengan persiapan yang minim, namun timnas ditargetkan meraih emas.
Tahun 2010 sampai 2011, Kolev berlabuh di Palembang bersama Sriwijaya FC. Lalu ke Myanmar lagi untuk melatih klub Yangon United. Kemudian pria yang berusia 59 tahun ini mudik ke negaranya untuk melatih Lokomotif GO. Sayangnya, dia mundur karena Lokomotif GO kalah 0-1 dari Montana di Liga Bulgaria pada 1 Maret, 2017 lalu. Posisi Lokomotif GO hanya sedikit lebih baik dari Montana yang berada di posisi juru kunci.
Kali ini Kolev kembali bersama PS TNI. Apakah Kolev mampu mengulangi masa-masa keemasan seperti yang dia alami bersama Persija musim 1999/2000? Kita nantikan saja.
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)