Eropa Italia

Patrik Schick: Berlian Muda Il Samp

Pada musim 2015/2016 kemarin, klub Bohemians 1905 memang hanya nangkring di peringkat sembilan klasemen akhir Synot Liga alias Divisi Satu Liga Republik Ceska. Meski begitu, ada satu penggawa Bohemians yang mencuri atensi banyak pihak di sepanjang musim tersebut.

Dialah Patrik Schick, penyerang berusia 21 tahun yang tampil dalam 31 pertandingan serta menyumbang delapan gol dan tiga asis. Bagi pemuda seusianya, torehan tersebut bisa dikatakan luar biasa meski kualitas liga di Republik Ceska masih tertinggal cukup jauh dari Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol maupun Serie A Italia.

Layaknya sepasang kekasih yang sedang berbulan madu, kala itu Schick benar-benar menikmati ‘jalinan asmaranya’ dengan Bohemians. Setiap kesempatan yang diberikan pelatih Bohemians yang berasal dari Slowakia, Roman Pivernik, dimanfaatkan dengan maksimal oleh Schick.

Sayangnya, setelah musim 2015/2016 berakhir, dengan berat hati Bohemians harus mengembalikan Schick kepada pemilik sahnya, Sparta Praha. Klub raksasa Republik Ceska itu sendiri berencana menjadikan Schick sebagai suksesor penyerang mereka, David Lafata, yang semakin menua.

Upaya itu nyatanya tak berjalan dengan lancar, pasalnya ada banyak tamu yang mengetuk pintu Sparta. Tamu-tamu itu adalah perwakilan klub yang meminati jasa penyerang muda setinggi 187 sentimeter tersebut.

Dari sekian tim yang mengajukan penawaran, Sampdoria adalah pihak yang berhasil mengamankan jasa Schick. Kesebelasan yang dimiliki oleh sosok nyentrik, Massimo Ferrero, tersebut harus merogoh kocek sebesar 4 juta euro. Mengingat potensi Schick yang cukup bagus, nominal tersebut jelas cukup murah.

Marco Giampaolo, allenatore Sampdoria di musim 2016/2017, juga menyambut hangat kedatangan Schick ke Stadion Luigi Ferraris. Sebab keberadaannya memberi opsi tambahan di lini depan selain Ante Budimir, Luis Muriel dan Fabio Quagliarella. Dengan komposisi ini, Giampaolo pun yakin bisa membawa Il Samp, setidaknya finis di posisi yang lebih baik ketimbang musim lalu.

Di awal musim ini, Giampaolo lebih banyak menurunkan Schick dari bangku cadangan. Hebatnya, dengan menit bermain yang terbatas, Schick tetap mampu menunjukkan potensi besarnya dengan mencetak sejumlah gol.

Berdasarkan data yang dihimpun dari transfermarkt.co.uk., Schick berhasil menceploskan enam gol dengan status pemain pengganti alias supersub. Empat diantaranya bahkan turut berperan atas angka penuh yang direngkuh Il Samp. Sangat fantastis, bukan?

Fakta tersebut membuat Giampaolo memikirkan kembali tentang esensi Schick di tubuh tim asuhannya. Pada empat partai terakhir yang dijalani Il Samp, Giampaolo selalu memainkan Schick sebagai pilihan utama di sektor depan. Walau hasil-hasil yang didapat Sampdoria tak melulu positif, performa Schick sangat gemilang. Dirinya sanggup mencetak tiga gol dan satu asis.

Satu dari tiga gol itu bahkan dilesakkan dengan cara yang fantastis. Terjadi pada akhir pekan kemarin (23/4) saat bersua Crotone. Menerima umpan Quagliarella, Schick mencungkil bola dengan ujung kakinya sehingga bola melayang di atas kepala pemain belakang lawan. Schick lantas menggiring bola tersebut dan tinggal berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang lawan. Pemain bernomor punggung 14 ini pun dengan mudah mengoyak jala yang dikawal Alex Cordaz.

Akun Twitter resmi Sampdoria bahkan membandingkan gol tersebut dengan aksi yang dibuat penyerang legendaries asal Belanda, Dennis Bergkamp, yang pernah menciptakan gol serupa bagi Arsenal saat melawan Newcastle United di musim 2001/2002 yang lalu. Tragisnya, tak seperti Bergkamp yang ketika itu berhasil mengantar Arsenal menang, gol indah Schick pada laga melawan Crotone kemarin gagal menyelamatkan klubnya dari kekalahan.

Aksi-aksi memukau yang ditampilkan berlian muda Il Samp ini menarik minat beberapa klub besar asal Inggris seperti Arsenal, Chelsea dan Tottenham Hotspur serta klub asal Italia yang lain macam Internazionale Milano dan Juventus. Dari segelintir rumor yang beredar, harga tebus yang dipatok Sampdoria bagi pemain mudanya ini menembus angka 21 juta euro atau naik lima kali lipat.

Melihat Schick berseragam I Blucerchiati tentu jadi harapan semua tifosi Sampdoria, namun melihat gerak-gerik kesebelasan yang meminati Schick, harapan itu bisa saja pupus di musim panas tahun ini.

Andai Sampdoria melego berlian mudanya ini, klub manakah yang kelak bisa mendapatkan servisnya? Atau ia perlu ke Arsenal, membuktikan bahwa ia seperti disebut oleh Sampdoria, memang akan menjadi sehebat Dennis Bergkamp?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional