Nasional Bola

Mengenang Wiel Coerver: Pelopor Sepak Bola Profesional di Indonesia

  • Rasa bangga jadi pemain nasional

Ketua PSSI saat itu beranggapan uang merusak nasionalisme. Tetapi, lagi-lagi pemain juga butuh makan. Dengan adanya Coerver, perbaikan nasib para pemain membuat mereka bangga bermain untuk negara. Karena kesejahteraan mereka juga terjamin kala membela panji merah-putih di kancah internasional.

  • Turnamen segitiga antar klub

Klub-klub papan atas pun berdatangan atas gagasan Coerver mengadakan turnamen segitiga antara Indonesia dan dua penguasa Eropa, Manchester United dan Ajax Amsterdam. Indonesia menahan Manchester United 0-0, namun takluk dari Ajax. Akhirnya Ajax menjuarai turnamen dengan menundukkan United 3-2. Mungkin gagasan ini perlu dihidupkan kembali agar timnas Indonesia bisa lebih tertantang menghadapi tim-tim besar Eropa dan tak hanya sekadar laga menggaet pundi-pundi uang belaka.

  • Bakat bisa dibentuk dengan pelatihan yang sistematis

Baginya, pemain-pemain menjadi hebat itu bisa dilatih dengan pembinaan akademik yang baik, tidak semata-mata bakat alam. Semua pemain bisa menjadi sehebat Pele atau Franz Beckenbauer, atau Lionel Messi di era sekarang.

Metode Coerver tidak hanya bertumpu pada satu titik saja. Tidak hanya mengajarkan soal tekel atau kekuatan fisik, namun menekankan penguasaan bola selama 90 menit di lapangan. Selain itu, kecepatan, gerak di lapangan, penyelesaian akhir, mengontrol dan mengirim umpan, juga termasuk menu yang wajib diajarkan dalam metode ala Coerver. Intinya, setiap orang bisa jadi pemain hebat jika sistem pelatihannya tepat.

Betapa keras kepalanya Coerver, ia layak mendapat tempat dalam sejarah sepak bola dunia. Banyak pemain yang mengeluhkan metode latihannya yang sangat amat melelahkan, namun bukan berarti tidak ada yang mendukungnya. Bahkan metode ini tidak hanya diterapkan dalam sepak bola, namun juga bidang olah raga lainnya.

Tidak heran Wiel Coerver disebut sebagai si jenius dalam sepak bola. Ia adalah manajer pertama yang menggabungkan sepakbola dengan ilmu pengetahuan.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)