Menjadi bintang lapangan hijau ketika masih aktif bermain bukanlah jaminan kelak akan menjadi pelatih hebat. Sebaliknya, tidak sedikit pula pemain yang memiliki karier singkat dan memperkuat tim semenjana ketika bermain, kemudian menjadi hebat bergelimang gelar saat berkarier sebagai pelatih.
Jose Mourinho, Jurgen Klopp, Arsene Wenger, dan Joachim Loew adalah deretan pemain biasa-biasa saja, lalu menjelma menjadi luar biasa ketika menjadi pelatih. Ini pula yang menjadi dua mata pisau ketika para kolega mereka justru mengalami kemunduran karier saat menjadi pelatih.
Bahkan banyak dari mereka hanya menjadi bahan lelucon media ketika melihat tim yang mereka besut menjadi bulan-bulanan lawan.
Diego Maradona
Tidak ada yang meragukan predikat “Tuhan” yang disematkan rakyat Argentina padanya. Ketika dunia mulai tersihir oleh Lionel Messi, orang-orang Argentina tetap setia menghamba pada “Tuhannya”. Dua trofi Piala Dunia yang bersanding dengan deretan trofi lainnya di tingkat klub adalah bukti betapa dahsyatnya pengaruh “si tangan tuhan” bagi publik Albiceleste.
Perlahan, kesempurnaan itu hilang. Bukan perihal obat terlarang yang sempat menjerat Diego, melainkan kegagalannya mengulang prestasi gemilang kala membesut tim Tango di Piala Dunia 2010. Aa hanya mampu mengantar Messi dan kawan-kawan sampai perempatfinal.
Meski banyak yang berpendapat jika prestasi Argentina di Afrika Selatan tidak jelek-jelek betul, tapi kekalahan mencolok 4-0 dari Jerman menjadi bukti lain jika ia memang layak disebut gagal.
Kegagalan di timnas nyatanya membuka kegagalan lainnya di kemudian hari. Usai lengser dari kursi pelatih, pemain kelahiran Lanus ini menerima pinangan klub Timur Tengah, Al Wasl, yang berani membayar mahal untuk jasanya.
Di negera teluk, bukannya juara yang ia raih, sahabat Fidel Castro ini justru mengukir cerita suram bagi klub yang berbasis di Dubai tersebut. Dari data yang dihimpun, Al Wasl Hanya memenangi tujuh kemenangan dari 22 pertandingan, alhasil klub yang bermarkas di Zabeel Stadium ini hanya mampu nangkring di peringkat delapan dari dua belas kontestan. Hasil minor ini tak ayal membuat Maradona dipecat ketika kontraknya menyisakan satu tahun lagi.
Hingga kini, mertua dari Sergio Aguero ini belum kembali melatih sebuah tim.