Kolom Nasional

Perseru Serui: Raja Kandang dari Yapen

Kredit: Indonesiansc

Kepastian soal Marora

Terlepas dari skuat yang belum final dan masih perlu penambalan di berbagai lini, satu hal penting yang perlu sesegera mungkin dipastikan adalah jalan tengah antara PSSI dan Perseru tentang boleh atau tidaknya mereka memainkan laga kandang di Stadion Marora. Persoalan verifikasi ini harus disepakati kedua belah pihak dan menjadi keputusan terbaik demi keberlangsungan liga yang profesional dan tertib.

Sebenarnya, menilik rekor ajaib Perseru selama bermain kandang di TSC, kita akan maklum kenapa mereka bersikeras memainkan laga di Marora. Butuh lebih dari dana saja untuk bertandang ke Serui, karena begitu jauhnya akses menuju ke Kabupaten Yapen, tim yang memainkan laga tandang ke Serui butuh kondisi fisik dan mental yang prima dan terjaga baik.

Dari Jakarta saja, butuh enam sampai tujuh jam hanya untuk sampai ke Biak. Itu pun kabarnya harus transit satu kali di Makassar. Sesampainya di Biak, Anda harus membagi skuat Anda pada beberapa gelombang karena akses menuju ke Kabupaten Yapen (Serui) dari Biak harus menggunakan pesawat tipe Cessna yang tidak mampu mengangkut banyak penumpang. Dan ketika sudah sampai di Serui, Anda masih harus menempuh perjalanan darat selama satu setengah jam untuk mencapai Stadion Marora yang angker dan misterius bagi tim lawan tersebut.

Apakah Anda lelah hanya dengan membaca rute menuju Serui seperti yang saya tuliskan di atas? Kalau iya, tentu Anda akan tahu betapa berat tantangan yang diterima tim yang harus tandang ke kandang saudara muda Persipura Jayapura ini. Tapi saya rasa inilah seninya dari sepak bola Indonesia yang merupakan negara kepulauan, alih-alih melarang Perseru memainkan laga kandang di Marora, bukankah akan lebih bijak pemerintah menyediakan transportasi yang lebih memadai untuk menuju ke sana?

Karena andai kondisi alam Papua dijadikan alasan sulitnya akses bagi tim tamu, saya rasa, itu justru menunjukkan sikap PSSI yang selalu memosisikan tim-tim Papua sebagai ‘anak tiri’. Percayalah, sulitnya akses ke Stadion Marora seharusnya menjadi tantangan bagi tim-tim lain agar mampu memecahkan keangkeran stadion ini. Bukankah akan hebat rasanya meraih tiga poin dari Perseru di Marora? Itupun, kalau mereka mampu.

Prediksi: Kalau Perseru lolos verifikasi dari PSSI  agar diperbolehkan menggelar laga kandang di Stadion Marora, saya optimis tim ini mampu mengamankan pos papan tengah klasemen akhir di posisi 8-12.

Author: Isidorus Rio (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca-tulis.