Manajer Arsenal, Arsene Wenger, memang salah satu manajer yang paling lama menangani suatu klub. Tahun ini (jika tidak ada halangan), manajer yang dijuluki The Professor akan merayakan kebersamaan dengan The Gunners selama 21 tahun. Seperti layaknya pernikahan, pastinya ada masa-masa indah, lalu masa penuh ketegangan, konflik, kemudian berdamai lagi. Itulah hidup, bukan?
Mengawali karier di Liga Inggris saat dirinya masih dipandang pers sebelah mata, masa satu dekade pertama (1996-2006) bisa jadi masa indah Wenger bersama Arsenal. Dia berhasil membawa Arsenal juara Liga Primer tiga kali dan Piala FA empat kali. Bahkan musim 2003/2004, Arsenal juara Liga Primer tanpa sekalipun kalah! Satu pencapaian yang belum sanggup diulang banyak tim Inggris sampai saat ini.
Dan tim saat itu memang luar biasa. Kita masih ingat masa keemasan Thierry Henry, Robert Pires, Freddie Ljunberg hingga The Unflying God, Dennis Bergkamp. Intinya, semua terkesima dengan permainan Arsenal saat itu.
Namun, saat mulai berpindah ke Stadion Emirates, dengan biaya lebih besar, semua berubah. Kala itu, semakin banyak miliarder yang membeli klub sepak bola Inggris membuat Arsenal harus siap-siap menghitung anggaran saat musim transfer tiba.
Perginya pemain-pemain seperti Cesc Fabregas, Robin Van Persie, Samir Nasri dan lain-lain memang membuat Wenger terhenyak. Belum lagi kalah di laga liga Primer 2-8 atas Manchester United pada 2011 membuat Arsenal menjadi bahan lelucon.
Namun, pada 2014 dan 2015, peruntungan dipercaya akan berubah karena Arsenal sanggup back-to-back menjuarai Piala FA setelah mengalahkan masing-masing Hull City dan Aston Villa di final.
Kontrak Wenger memang akan berakhir musim ini, menjelang penhujung musim, desakan bagi eks manajer Monaco ini untuk mundur dari jabatannya mulai bergema kencang di seantero Britania. Uniknya, virus dari tagar #WengerOut ini tidak hanya mewabah di sepak bola saja. Spanduk yang meminta Wenger keluar dari Arsenal justru terlihat di acara-acara yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan sepak bola. Dari demonstrasi hingga konser musik. Bahkan spanduk itu muncul juga di pertandingan non-sepak bola.
Mau tahu dimana saja? Mari kita simak di daftar berikut:
-
Konser Coldplay di Singapura (April 2017)
Konser Coldplay di Singapura memang menarik banyak perhatian. Banyak orang yang rela menabung demi pergi ke Singapura untuk menonton aksi panggung Chris Martin dan kolega. Tapi ternyata, ada saja penonton yang iseng membawa spanduk”Wenger Out” dan membentangkan di konser. Mungkin ingin mengatakan ”I want something just like this?” seperti lagu terbaru Coldplay dan The Chainsmokers? Entahlah.
-
Demo anti–Trump di London (Februari 2017)
Aduh, demo urusan politik kok bawa spanduk sepak bola? Tapi begitulah adanya, di tengah-tengah para demonstran yang memprotes kebijakan anti-imigran Presiden AS, Donald Trump, yang kontroversial, ada juga yang membawa spanduk anti-Wenger. Luar biasa, ya.