Eropa Jerman

Ironi Kepahlawanan pada Topeng Pierre Aubameyang

Sesuatu yang cukup ironis baru saja terjadi di Bundesliga 1, tepatnya laga Revierderby antara Schalke 04 versus Borussia Dortmund akhir pekan lalu (1/4). Di awal babak kedua, umpan terobosan Ousmane Dembele ke Shinji Kagawa diselesaikan dengan mudah oleh Pierre-Emerick Aubameyang ke gawang yang sudah melompong.

Di detik-detik awal selebrasi, semua terasa normal. Sampai pada momen di mana Aubameyang menyadari apa yang jadi ‘tugas’nya saat itu. Penyerang andalan Dortmund itu berlari mengambil sebuah topeng dan melakukan selebrasi bersama rekan setimnya.

Akan tetapi saat diamati lebih dekat, jelas ada pesan sponsor di sana, entah inisiatif sang pemain, atau dari perusahaannya. Topeng berwarna hitam itu memiliki aksen seperti petir berwarna merah dengan garis tajam perak di dekat bagian mata.

Bagi pengamat sepatu sepak bola, pasti tahu bahwa topeng yang dikenakan Aubameyang, amat mirip dengan tema sepatu Nike Hypervenom III Strike Night 2017. Saat itu juga, pemain berusia 27 tahun itu berpose dengan mengangkat kedua tangannya ke atas dan menahbiskan diri sebagai pahlawan baru bertajuk Masked Finisher.

Apa maksud sebenarnya dari selebrasi Aubameyang tersebut?

Pro dan kontra langsung menyeruak. Sebagian memberikan dukungan, dengan menyebut aksi tersebut bagian dari sarana berekspresi. Namun, tak sedikit yang menyayangkan. Kecaman keras bahkan datang dari klubnya sendiri, Dortmund. “Ini adalah perilaku tak sesuai bagi perusahaan besar!” tukas CEO Dortmund, Hans-Joachim Watzke seperti dilansir Bild. “Kami tak bisa membiarkan kepentingan ekonomi Nike di sini. Partner kami adalah Puma,” tegasnya lebih lanjut lagi.

Andai selebrasi tersebut bukan inisiatifnya sendiri, Aubameyang terkesan telah menggadaikan unsur kepahlawanan yang telah dibangun sejak lama, tepat saat deklarasi superhero baru tersebut. Bahkan, lebih rendah dari selebrasi iklan situs judi di celana dalam oleh Nicklas ‘Lord’ Bendtner sekalipun.

Pasalnya, Aubameyang sudah lama dikenal sebagai pemain yang kerap melakukan selebrasi gol dengan menggunakan topeng. Sejak memperkuat Saint-Etienne pada 2012 lalu, topeng Spiderman sering terlihat acapkali dia mencetak gol. Ketika itu bentuknya masih kaku dan terbuat dari plastik. Hijrah ke Dortmund, kebiasaan itu tak hilang dan malah terlihat lebih menarik.

Pada laga Piala Super Jerman kontra Bayern Munchen tahun 2014 silam, Aubameyang tiba-tiba kembali mengenakan topeng Spiderman, kali ini disempurnakan, layaknya Cristian Carrasco usai membobol gawang lawan. Berselang setahun tepat pada laga Revierderby, pemain kelahiran Mayenne, Prancis itu melakukan selebrasi yang jauh lebih ikonik.

Kali ini Aubameyang ‘hijrah’ dari Marvel ke DC. Usai gol, dia langsung mengenakan topeng superhero lainnya, Batman. Sementara rekannya, Marco Reus, didapuk jadi sidekick-nya, atau dalam hal ini, menjadi Robin. Keduanya lantas mendapat pujian seantero jagat berkat aksi kreatifnya.

Sempat hilang beberapa tahun, topeng Aubameyang tak disangka kembali. Namun, dengan bentuk dan tujuan yang diperdebatkan. Apakah sedang muncul pahlawan baru, atau hilangnya sebuah ikon?

“Saya arogan? Ayolah, inilah hidup saya! Inilah dunia saya, seperti seorang anak yang menikmati bermain sepak bola. Meski sedih dengan hasil akhir, kami tetap akan melaju,” jawab Aubameyang pada akun Instagramnya seusai laga.

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho