Eropa Italia

Anomali Empoli

Kompetisi Serie A musim 2016/2017 telah berlangsung selama 29 pekan atau hanya menyisakan sembilan laga. Untuk gelar scudetto, rasa-rasanya takkan lepas dari tangan Juventus yang hingga kini duduk nyaman di peringkat pertama. Kecuali bila ada sebuah keajaiban walau agaknya itu mustahil karena Nyonya Tua sangat efisien dan konsisten.

Tapi kali ini kita takkan membahas soal itu karena di wilayah yang lain, terdapat pula persaingan yang tak kalah panasnya. Di zona degradasi, beberapa tim Serie A juga terus berjuang mati-matian agar tak dikirim ke Serie B musim depan. Sedikitnya ada lima kesebelasan yang memiliki potensi jadi tiga klub pesakitan yang terjerembab di zona merah pada akhir musim yakni Genoa, Empoli, Palermo, Crotone dan Pescara.

Kondisi Pescara bisa jadi yang paling rumit lantaran baru mengoleksi 12 poin hasil dari dua kemenangan, enam hasil imbang dan dua puluh satu kali tumbang. Upaya lolos dari lubang jurang degradasi tentu amat sangat sulit bagi I Delfino, julukan Pescara.

Dan dari klub-klub tersebut, kali ini saya ingin menyoroti klub yang pernah dibesut oleh pelatih sekelas Alberto Malesani dan Maurizio Sarri, yakni Empoli. Kesebelasan yang bermarkas di stadion Carlo Castellani ini seolah menjadi anomali tersendiri dibalik persaingan panas demi lolos dari degradasi.

Tim yang kini ditangani oleh Giovanni Martusciello itu sedang nangkring di posisi ke-17 klasemen sementara dengan koleksi 22 poin dan unggul tujuh poin dari Palermo (ketika tulisan ini dibuat belum melakoni laga pekan ke-29 melawan Udinese) yang berada tepat satu posisi di bawahnya.

Mereka saya sebut sebagai anomali karena koleksi poin tersebut diperoleh Massimo Maccarone dan kawan-kawan hanya dengan bekal 17 gol. Artinya, rataan gol yang bisa dibuat oleh Empoli cuma menembus 0.58 gol per pertandingan (bisa dikatakan tak mencetak satu gol pun di setiap laga).

Bila diamati lebih mendalam, sejatinya torehan Empoli ini merupakan sebuah catatan yang sangat buruk. Apalagi tim-tim yang ada di bawah mereka sekurangnya bisa menciptakan 21 gol. Namun uniknya, Empoli justru bisa mengoleksi jumlah kemenangan yang lebih banyak yaitu sebanyak lima kali. Dibanding milik Palermo, Crotone dan Pescara, torehan itu jelas lebih apik.

Walau punya selisih angka yang cukup signifikan, namun sejarah Serie A tak pernah berpihak kepada tim yang seret dalam urusan mencetak gol. Setidaknya dalam kurun lima musim terakhir, klub yang tak sanggup mencetak 35 gol semusim justru selalu terdegradasi.

Peluang Empoli untuk menambah pundi-pundi gol mereka tentu saja masih terbuka cukup lebar. Namun apakah dengan rekor gol yang sangat minim tersebut bisa menyelamatkan Maccarone dan kawan-kawan dari jeratan degradasi?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional