Sudah gencar diberitakan sejak awal pekan ini, Persib Bandung dikabarkan resmi mendaratkan mantan bintang Chelsea, Michael Essien. Sempat ditampik oleh sang pelatih kepala, Djadjang Nurdjaman, nyatanya kesebelasan yang menempati peringkat ketiga di Piala Presiden 2017 lalu ini memang pada akhirnya mendaratkan pemain asal Ghana berusia 34 tahun tersebut.
Essien diperkenalkan sebagai pemain baru Persib bertepatan dengan hari jadi Persib Bandung yang ke-84 tahun. Essien tercatat terakhir kali bermain di Liga Yunani bersama Panathinaikos pada musim 2015/2016 lalu. Namun ia hanya bertahan enam bulan saja setelah terjadi pemutusan kontrak atas kesepakatan bersama antara Essien dan Panathinaikos karena cedera yang ia derita tidak kunjung sembuh.
Kedatangan Essien ke Persib menambah daftar deretan pemain kelas dunia atau yang berkarier di level tertinggi sepak bola Eropa yang mencicipi atmosfer sepa kbola Indonesia. Sebelumnya, sudah ada Mario Kempes, Roger Milla, Ivan Bosjnak, Nastja Cech, Marcus Bent, dan Pierre Njanka yang bahkan sempat membawa Arema menjadi juara pada Liga Super Indonesia pada tahun 2010.
Selain mendaratkan Essien, Persib juga mendapatkan tanda tangan dari gelandang naturalisasi asal Belanda, Raphael Maitimo. Pertanyaan yang muncul kemudian: dampak seperti apakah dengan kedatangan dua pemain baru di sektor gelandang terhadap tim Persib Bandung?
Sebelumnya Persib sudah memiliki setidaknya lima pemain di posisi gelandang tengah. Yaitu Dedi Kusnandar, Hariono, Kim Kurniawan, dan dua pemain muda, Gian Zola serta Ahmad Basith. Dengan kedatangan Essien dan Maitimo, maka jumlah pemain di sektor tersebut akan bertambah menjadi tujuh pemain. Itupun belum termasuk para pemain di posisi lain yang bisa ditempatkan di posisi gelandang seperti Tony Sucipto dan Achmad Jufriyanto.
Di satu sisi masuk akal karena dengan sistem tiga gelandang yang diusung oleh Djadjang Nurdajaman maka kelebihan pemain tentu akan menjadi tambahan amunisi yang cukup baik. Namun dengan demikian, tentu akan terjadi persaingan yang lebih ketat dan beberapa pemain akan menepi. Dan rasanya sayang sekali apabila melihat pemain sekelas Dedi Kusnandar atau Hariono lebih banyak berdiam diri di bangku cadangan. Begitu pula dengan Maitimo, apalagi Essien yang gaji terakhirnya saja mencapai angka 800 ribu euro per tahun atau sekitar 10 sampai 11 miliar.
Nasib dua gelandang muda milik Persib bisa dibilang sedikit lebih beruntung. Gian Zola mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti pelatihan tim nasional. Dan Ahmad Basith bisa saja dikembalikan ke Diklat Persib (tim U-21) untuk bermain di sana sepanjang musim ini.
Secara taktik dan kebutuhan tim, kedatangan Maitimo dan Essien adalah penumpukan pemain. Terlebih sebenarnya Persib lebih membutuhkan pemain di sektor penyerang. Terlihat ketika di Piala Presiden lalu, saat Sergio van Dijk mengalami cedera, serangan tim Persib benar-benar kepayahan. Apalagi mengingat bocah ajaib Febri Hariyadi pun juga akan banyak mengikuti pelatihan tim nasional. Maka sebenarnya pemain di sektor penyerangan adalah yang lebih dibutuhkan.
Namun kedatangan Essien dan Maitimo ini juga akan sangat menguntungkan Persib dari segi nilai jual. Kedatangan pemain kelas dunia tentu akan membuat nama Persib semakin menggaung di kancah sepak bola secara global. Tentu keutungan dari pembelian merchandise dan kaus bernomor punggung lima yang kini dipakai Essien akan mendatangkan keuntungan yang besar.
Soal pemasaran dan branding jelas sekali menjadi tujuan Persib mendatangkan Essien. Akan tetapi penumpukan pemain pun mesti diperhatikan. Karena untuk apa mendatangkan Essien apabila tidak efisien?
Dan, ya, anggap saja kedatangan Essien adalah hadiah ulang tahun Persib dari manajemen untuk Bobotoh.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia