Federasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 10 Maret 2017 lalu memutuskan untuk menunda laga kualifikasi Piala Asia antara Malaysia melawan Korea Utara yang rencananya berlangsung pada 28 Maret 2017. Keputusan ini diambil mengingat hubungan kedua negara yang tengah memanas setelah kematian Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara di Malaysia sebulan lalu. Namun, AFC sendiri belum memutuskan tanggal berapa laga tersebut dimainkan.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, pada 13 Februari lalu Kim Jong-Nam tewas di bandara Kuala Lumpur, Malaysia setelah dua wanita berkebangsaan Vietnam dan Indonesia mengusap wajahnya dengan sesuatu yang ternyata racun VX, senjata pemusnah masal yang digunakan saat perang Irak. Namun Korea Utara menolak anggapan tersebut. Ada juga warga negara Korea Utara yang terlibat dan hal ini memicu ketegangan kedua negara. Bahkan kedua negara sudah saling usir duta besar.
Sepak bola memang tidak semata-mata soal menang, kalah atau seri belaka. Suatu peristiwa politik di suatu negara bisa sangat memengaruhi suatu pertandingan, terlebih lagi jika ada kedua negara yang berseteru secara politik, atau suatu negara yang menolak bertanding melawan negara tertentu karena pandangan politik.
Berikut ini peristiwa-peristiwa penting dimana sepak bola tidak semata-mata pertandingan, namun dipengaruhi juga oleh peristiwa politik:
-
Indonesia tolak tanding lawan Israel (1958)
Ini terjadi di babak kedua penyisihan Piala Dunia Zona Asia. Tim Garuda saat itu tengah berada di puncak penampilan terbaiknya. Pada putaran pertama, Indonesia berhasil memuncaki grup setelah sekali menang dan sekali seri melawan Tiongkok.
Di putaran kedua, Indonesia bergabung dengan Mesir, Sudan, dan Israel. Yang lolos di babak ini akan melawan wakil Eropa di babak play-off dan pemenangnya melaju ke Piala Dunia Swedia 1958.
Namun Indonesia lebih memilih melewatkan pertandingan melawan Israel (sekalipun sempat meminta agar laga dilangsungkan di tempat netral). Mesir dan Sudan sendiri menolak bertanding lawan Israel. Mirisnya, FIFA menjatuhkan sanksi bagi Indonesia, yang memilih tidak berlaga di Piala Dunia 1958 ketimbang harus berlaga melawan Israel.
Israel bisa dibilang ”musuh bersama” karena menduduki wilayah Palestina hingga saat ini. Negara yang ditunjuk menggantikan Indonesia oleh FIFA pun juga menolak bertanding melawan Israel sehingga FIFA bingung harus mencari lawan dari benua Eropa.
Akhirnya Wales bersedia tampil dan usai negara asal Gareth Bale ini unggul 2-0, akhirnya Israel harus mengubur mimpinya ke Piala Dunia.