Kolom Nasional

Abdul Aziz Luthfi: Eks Pemain Futsal dan Calon Bintang Timnas

Pusamania Borneo FC (PBFC) yang secara mengejutkan berhasil melaju ke partai puncak Piala Presiden 2017. Awal kejutan bermula ketika sepanjang fase grup mereka tidak terkalahkan dan tidak kemasukan satu gol sama sekali. Kejutan berlanjut ketika mereka berhasil menyingkirkan sang juara bertahan,Persib Bandung di babak semifinal.

Menjadi sangat fenomenal karena tim asal Kalimantan Timur tersebut mengirimkan tim cadangan mereka yang biasa disebut sebagai PBFC II, untuk gelaran turnamen kali ini. Lebih hebatnya lagi, tim tersebut diisi oleh cukup banyak pemain-pemain berusia muda. Dan salah satu yang tampil apik sepanjang turnamen adalah gelandang Abdul Aziz Lutfhi.

Abdul Aziz sebenarnya sudah diprediksikan akan melejit pada turnamen kali ini. Pengalamannya memimpin tim Jawa Barat meraih medali emas di PON 2016 lalu menjadi bukti. Dan rute perjalanan kariernya pun bisa dibilang sudah berada di jalur yang benar sejak ia masih kecil. Aziz merupakan alumnus sekolah sepak bola Pro Duta (kini bernama Duta Motor) dan juga SMAN 16 Bandung yang sudah lama terkenal sebagai produsen bakat-bakat sepak bola dengan mutu terbaik sejak lama.

Tetapi sedikit sekali yang tahu bahwa Aziz sebelum menerima kontrak profesional pertamanya untuk memperkuat Persiba Balikpapan di Torabika Soccer Champhionship (TSC) 2016 lalu, ia sempat bermain futsal secara profesional dan memperkuat tim peserta Indonesia Futsal Super League, FKB dan Libido FC. Bahkan sempat mendapatkan panggilan untuk memperkuat timnas futsal Indonesia.

“Sebenarnya hati mah dari dulu hanya untuk sepak bola,” ujar Aziz membuka obrolan.

“Tapi waktu itu kompetisi berhenti, dan udah waktunya saya naik main di tim senior. Karena belum ada tawaran dari tim (sepak bola) lain, akhirnya saya terima tawaran main di futsal. Buat mengisi selama kekosongan kompetisi saja sih sebenarnya. Toh sama-sama menendang bola juga hehe.”

Bermain futsal bahkan di level tertinggi membuat permainan Aziz menjadi berbeda dengan gelandang muda Indonesia kebanyakan. Aziz begitu tenang ketika memegang bola di area yang sempit. Ia juga andal ketika bermain operan-operan pendek yang cepat. Dijuluki Andres Iniesta oleh para penggemar PBFC, Aziz memiliki idola tersendiri yang menginspirasinya bermain.

“Eka Ramdani,” sebut Aziz dengan cepat ketika ditanya siapa idolanya di lapangan hijau.

“Terinspirasi banget atuh saya sama dia. Dulu waktu masih jadi anak gawang di (stadion) Siliwangi sering lihat langsung Eka Ramdani main, dan rasanya luar biasa. Pilihan posisi sekarang di gelandang juga ada banyak pengaruhnya dari dia. Saya juga masih belajar banyak dari Aa Eka. Ada banyak kemampuan dia yang ingin saya punya salah satunya adalah soal ngirim umpan lambung. Nomer punggung 88 yang saya pakai juga terinspirasi dari Eka Ramadani.”

Sebagai anak Bandung tentunya Aziz ada harapan besar bahwa suatu hari akan memperkuat Persib. Bertemu dengan tim masa kecil di partai cukup krusial seperti semifinal Piala Presiden tentu menghadirkan pengalaman tersendiri. Aziz mengaku awalnya cukup tegang, tetapi ia berusaha profesional sebaik mungkin untuk tim yang ia bela saat ini.

“Siapa sih anak Bandung yang nggak mau main di Persib?. Tapi saya merasa saat ini bukan waktunya saya main di sana. Saya ingin mematangkan diri dan menambah pengalaman dulu sebelum siap bermain di sana.”

“Waktu bertemu Persib di semifinal, ya ada tegang wajar karena pertandingan besar. Apalagi skor (agregat) sama kuat, bahkan berlanjut ke adu penalti. Pertandingan itu yang terberat dan paling melelahkan yang saya jalani selain final PON 2016.”

“Tim masa kecil saya, ada idola masa kecil, dan teman-teman dekat saya juga bermain di sana. Tapi di pertandingan kemarin baik di Samarinda maupun Bandung saya berusaha untuk bermain sebaik mungkin. Saya berusaha menunjukan profesionalitas saya sebagai pesepak bola pada pertandingan itu.

Aziz kemudian bercerita soal karier klub yang ia bela saat ini, PBFC. Ia juga sedikit berujar soal Kalimantan Timur yang sudah seperti rumah kedua baginya.

“Situasi di sini (PBFC) kondusif. Baik manajemen dan pelatih semua suportif kepada pemain. Para pemain senior pun banyak yang membantu dan memberi saran kepada saya soal di dalam dan luar lapangan. Saya harap bisa banyak berkembang di sini.”

“Sekarang Kaltim (Kalimantan Timur) sudah seperti rumah kedua buat saya. Soalnya saya sudah dua musim main di tim asal Kaltim. Samarinda kotanya cukup enak, tapi saya masih mencari hal yang seru di kota ini. Dulu kalau di Balikpapan seketika bosan atau suntuk saya bisa main-main ke pantai.”

Mengakhiri obrolan, Aziz bercerita soal apa yang ia ingin capai kedepannya bersama klub berjuluk Pesut Etam tersebut.

“Ke depan ya tentu ingin memberikan yang terbaik untuk PBFC, tim yang saya bela sekarang. Semoga bisa berbicara banyak di Liga 1 nanti. Soal timnas juga jadi salah satu hal yang ingin saya capai di kemudian hari. Tapi saya tidak mau terlalu berharap yang penting bekerja keras.”

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia