Kejutan terjadi di Piala Presiden 2017. Sebuah tim yang merupakan kombinasi pemain lapis kedua dan pemain senior, berhasil menembus final. Tim tersebut adalah Pusamania Borneo FC II. Sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat tim-tim kontestan di Piala Presiden 2017 sebagian besar memainkan skuat terbaiknya.
Tambahan angka dua romawi di belakang diberikan karena sejak awal turnamen, tim asuhan Ricky Nelson ini banyak menurunkan pemain lapis kedua yang mayoritas dihuni pemain U-21, serta pemain yang sedang melakukan uji coba. PBFC sengaja menurunkan pemain lapis kedua karena pada awalnya mereka hanya berniat ikut meramaikan Piala Presiden saja, sedangkan tim utamanya difokuskan untuk persiapan berkompetisi di Liga 1.
Walau termasuk pemain lapis kedua, bukan berarti permainan PBFC II tidak menarik. Pola permainan mereka memang cenderung membosankan karena kerapkali menunggu bola di lini belakang, lalu saat bola berhasil dicuri, mereka melancarkan serangan balik kilat. Hal yang terbukti dari minimnya jumlah gol mereka sejauh ini selama Piala Presiden 2017.
Hingga babak semifinal, PBFC II baru mencetak 4 gol. 1 gol tercipta di fase grup kala meladeni perlawanan Sriwijaya FC dan 3 gol lainnya disarangkan ke gawang Persib Bandung di babak semifinal. Secara keseluruhan, PBFC II hanya mencetak gol di dua pertandingan saja, sisanya berakhir imbang 0-0.
Bandingkan dengan torehan gol top skor sementara Piala Presiden 2017. Jumlah gol Cristian “El Loco” Gonzales seorang diri saja dua kali lebih banyak dibandingkan jumlah gol keseluruhan skuat Pesut Etam, julukan PBFC. Statistik yang menunjukkan bahwa sebenarnya skuat PBFC II memiliki masalah di lini depan, kendati kala melawan Persib mereka mampu meredam masalah tersebut.
Namun, jika sebuah tim (tanpa memedulikan susunan pemainnya) mampu menembus final sebuah turnamen, tentunya tim tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Menyadari bahwa materi pemainnya banyak pemain lapis kedua, Ricky Nelson memfokuskan kekuatan timnya pada lini pertahanan. Asalkan tidak kebobolan, gol dapat dicuri melalui set-piece sepak pojok atau tendangan bebas.
Sejak babak penyisihan grup hingga semifinal, gawang Wawan Hendrawan hanya bobol tiga kali. Ketiganya terjadi di laga semifinal melawan Persib Bandung. Di luar itu, PBFC II dengan gemilang dapat menjaga keperawanan gawangnya, alias mengakhiri pertandingan dengan clean sheet.
Bahkan saking alotnya lini pertahanan mereka, lawan-lawan PBFC II di fase gugur harus menyelesaikan pertandingan hingga babak adu penalti, hanya untuk menyaksikan pasukan Pesut Etam melaju ke babak berikutnya.
Pada saat meghadapi Madura United di babak 8 besar, PBFC II berhasil menahan imbang lawannya tanpa gol selama waktu normal dan memenangkan pertandingan melalui adu penalti dengan skor 5-4. Lalu saat menyingkirkan Persib Bandung di babak semifinal, Asri Akbar dan kawan-kawan menuntaskan babak adu penalti dengan skor 5-3 untuk kemenangan PBFC II, setelah pertandingan berakhir dengan agregat sama kuat 3-3 di waktu normal.
Kunci kokohnya lini pertahanan PBFC II adalah duet bek tengah mereka, Kunihiro Yamashita dan Dirkir Kohn Glay. Keduanya sukses membuat lini depan lawan tak berkutik. Bahkan, duet penyerang Madura United, Greg Nwokolo dan Luis Carlos Junior kesulitan membongkar pertahanan PBFC II.
Selain itu, peran sang kapten Asri Akbar dalam mengatur serangan membuat keseimbangan tim terjaga dengan baik. Dalam enam kali penampilannya sejauh ini, pemain yang akan melakukan back-to-back final Piala Presiden ini telah membuat 3 asis, dengan 86% akurasi umpan pendek dan 61,4% akurasi umpan jauh.
Sebelum berlaga di final Piala Presiden 2017, Asri sebelumnya juga pernah merasakan final Piala Presiden 2015 kala berseragam Sriwijaya FC dan kandas di tangan Persib Bandung saat partai final.
Dengan segala perjuangannya selama babak grup dan semifinal, PBFC II berhasil membuat kejutan dengan menembus final Piala Presiden 2017. Alangkah lebih hebat lagi jika kejutan yang mereka hadirkan dapat berbuah manis dengan torehan gelar juara turnamen “pengisi waktu luang” ini.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.