Dunia Kolom

Cerita Kehebatan Jonathan Soriano

Liga Super Tiongkok kembali sukses mendatangkan seorang pemain kelas dunia. Kali ini, klub Beijing Guoan mengamankan tanda tangan Jonathan Soriano. Lho, kelas dunia tapi namanya terdengar asing? Mari kita telaah perjalanan karir Soriano.

Jonathan Soriano Casas berposisi sebagai penyerang. Ia lahir tanggal 24 September 1985, yang membuatnya seusia dengan pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo. Pada akhir musim kompetisi 2010/2011, keduanya berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol. Bedanya, Ronaldo memenangi El Pichichi Liga Primera, sedangkan Soriano menjadi penyerang tersubur di Segunda Divison, atau kasta kedua Spanyol.

Di sinilah kehebatan Soriano di tahun 2011 tersebut. 32 gol yang dilesakkannya ke gawang lawan-lawannya di Segunda termasuk fenomenal, mengingat ia ‘hanya’ bermain untuk Barcelona B. Dengan andil Soriano, tim pelapis Barcelona yang pada saat itu dilatih Luis Enrique berhasil finis di posisi tiga. Namun sayang, Barcelona B tidak berhak ikut play-off untuk memperebutkan promosi ke liga utama mengingat status mereka sebagai tim cadangan Barca senior.

Sejak prestasi sensasionalnya tersebut, pelatih Josep Guardiola sempat memanggil pemain lulusan akademi Espanyol ini ke beberapa tur pra-musim tim utama Barcelona. Sayangnya, Soriano menderita cedera, dan ia harus puas tetap memperkuat tim B hingga setengah musim kompetisi 2011/2012 berjalan. Sayangnya, setiap tahun El Barca selalu memiliki lusinan penyerang muda, sehingga usia yang terus bertambah menghambat Soriano untuk tetap bersaing memperebutkan posisi utama di tim inti Blaugrana.

Tawaran yang mengubah hidup Soriano datang di bulan Januari 2012, ketika klub Red Bull Salzburg memboyongnya ke Liga Austria dengan harga murah meriah, 800.000 ribu euro. Di klub yang kepemilikannya telah diambil alih oleh perusahaan minuman berenergi inilah, Soriano mencatatkan cerita demi cerita yang mencengangkan dunia sepak bola, terutama para pengikut Liga Austria. Di musim keduanya, pemain kelahiran El Pont de Vilomara ini langsung menjadi idola suporter dengan mempersembahkan gelar ganda, Juara Bundesliga dan Piala Austria 2011/2012.

Semusim setelahnya, terjadilah cerita dahsyat yang sering luput dari perhatian banyak orang. Di bulan April 2013, Red Bull menghadapi Wolfsberger di lanjutan kompetisi Bundesliga Austria. Soriano meminta izin tidak ikut dalam tim karena harus menemani istrinya melahirkan di rumah sakit.

Namun, setelah menyaksikan momen berharga dalam kehidupannya itu, Soriano sadar bahwa ia masih bisa mengejar sisa pertandingan yang penting bagi klubnya dalam pengejaran gelar juara Bundesliga Austria. Pemain ini pun bergegas menumpang taksi ke stadion, dan sampai di sana tepat ketika babak pertama berakhir.

Tanpa mempedulikan rekan-rekan setimnya yang terkejut atas kedatangannya, Soriano menegaskan pada pelatihnya bahwa ia siap bermain. Hebatnya, mantan penyerang Spanyol U-21 ini berhasil mencetak hattrick dalam 45 menit penampilannya di babak kedua! Red Bull yang tadinya ditahan imbang 2-2 oleh Wolfsberger di babak pertama, berhasil menang telak 6-2 berkat trigol Soriano.

Mungkin, penampilan heroik seperti itu selama ini hanya kita saksikan di film-film imajinatif Hollywood atau komik-komik manga Jepang. Namun, Jonathan Soriano adalah bukti nyata bahwa keajaiban seperti itu bisa saja terjadi. Kerja kerasnya selama dua musim membuahkannya gelar pencetak gol terbanyak Liga Austria 2012/2013, meskipun gagal menjuarai Bundesliga di musim tersebut.

Cerita heboh selanjutnya datang lagi dari Soriano di panggung yang lebih besar dengan lawan yang lebih mentereng. Di babak 32 besar Liga Europa yang dilangsungkan pada akhir Februari 2013, Red Bull berhadapan dengan lawan berat, yaitu juara Belanda, Ajax Amsterdam.

Pada saat itu, Ajax terlempar dari Liga Champions meski pernah mengalahkan Barcelona di penyisihan grup. Di kompetisi kasta kedua seperti Liga Europa, pasukan Frank de Boer menjadi salah satu favorit juara, sehingga Red Bull seakan hanya menjadi kerikil kecil bagi mereka.

Siapa yang menyangka, kerikil itu ternyata menusuk. Di pertandingan yang berlangsung di Amsterdam Arena, Ajax dipermalukan dengan skor 0-3, lagi-lagi berkat penampilan gemilang seorang Jonathan Soriano yang mencetak dua gol. Salah satu golnya tergolong berkelas, mirip gol spektakuler David Beckham. Gol tersebut dicetaknya dari garis tengah lapangan dengan memanfaatkan kelengahan kiper Ajax kala itu, Jasper Cilessen, yang uniknya, kini berseragam Barcelona.

Berkat semua penampilan spektakuler itu, Soriano menjadi incaran berbagai klub dari Spanyol hingga Jerman, dari klub masa kecilnya, Espanyol, hingga salah satu raksasa Jerman, Schalke. Namun, sang kapten memastikan kesetiaannya bersama Red Bull dengan menandatangani kontrak hingga tahun 2017.

“Austria sudah menjadi rumah yang nyaman bagi saya,” tutur Soriano kepada salah satu media setelah baru saja menandatangani kontrak.

Kini, kontrak itu telah berakhir. Selama lima tahun berkarir di Liga Austria, Soriano mencetak total 120 gol dari 144 pertandingan. Luar biasa! Ia juga sukses menjadi pencetak gol terbanyak Liga Austria selama tiga musim berturut-turut pada musim 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016. Red Bull juga menikmati pengabdian Soriano dengan empat juara Bundesliga Austria, dan empat juara Piala Austria. Selama tiga tahun berturut-turut,

Cerita karier sensasional Jonathan Soriano ini mungkin akan berbeda seandainya dia tetap bermain di Liga Spanyol atau liga-liga lain yang lebih kompetitif. Namun, di situlah pintarnya ia memilih jalan hidupnya. Daripada bersaing mencari ikan di laut yang sudah ramai sampai berdarah-darah, lebih baik berkelana untuk mencari lautan yang masih biru. Kita tunggu saja petualangan baru Soriano di Liga Tiongkok.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pecinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.